Saturday, August 22, 2020

Game Center Chp. 22

 Heyyo Minna-san... kita jangan banyak-banyak intro ya, langsung saja menuju storynya... yuhuuuuuu~

.

.

.

.

.

Soria: “Ya ampun. Seingatku sebelum aku datang kemari dulu apartemen ini masih bersih.”

Rio: “Itu aku bersihkan karena kau akan datang.”

Soria: “Heeh.. jadi kau suka padaku dari awal?”

Rio: “Mungkin saja..”

Selesai membereskan apartemen yang sangat berantakan dan mengemasi barang-barang yang akan dibawa oleh Rio, mereka pun makan malam bersama.

Rio: “Rasa masakanmu tidak berubah.”

Soria: “Hm.. setiap hari aku akan mengirimimu email resep masakan sehat. Kau harus jaga diri baik-baik disana dan jangan coba-coba untuk mendekati wanita lain selama aku taka da di dekatmu.”

Rio: “Ne.. ne.. aku janji tidak akan mengulangi hal yang sama sensei.”

Soria: “Kalau kau berani melakukannya lagi.. aku akan tinggal di Jepang selamanya dan akan kuporak-porandakan apartemenmu ini.”

Rio: “Ne.. my beloved bear.”

Soria: “Cepatlah makan dan segera gosok gigi lalu tidur. Kau harus bangun pagi-pagi besok.”

Rio: “Aku ingin mendengar dongeng darimu.”

Soria: “Hah? Apa saking bahagianya dirimu bisa menyebabkan konslet pada otak?”

Rio: “Aku baik-baik saja, aku hanya ingin mendengar suaramu hingga tertidur.”

Soria: “Tidak bisa.. kau harus tidur dan aku harus segera pulang. Steve akan kembali malam ini.”

Soria berpamitan pada Rio dan berjanji akan menelpon sesudah sampai di rumahnya. Setibanya di rumah Soria disambut oleh Steve dan setumpuk pekerjaan yang harus ia selesaikan secepatnya. Keesokan harinya…

Rio: “Aigoo.. kenapa aku bisa telat bangun! Pesawatnya akan berangkat satu setengah jam lagi.”

Rio segera memakai mandi secepat kilat dan berpakaian secepat yang ia bisa. Bahkan ia tak memakai kaos kaki saking terburu-burunya. Sementara Soria di kediamannya sibuk mencari kunci motor karena mobilnya sudah dibawa Steve ke sekolah. Setelah berhasil menemukan kunci motornya Soria bergegas menuju bandara dengan kecepatan yang diluar dugaan. Sangat pelan karena jalanan sangat livcin akibat hujan semalam. Rio sudah sampai di bandara lebih dulu. Pria itu cukup cemas jika Soria memaksakan diri untuk melepas kepergiannya ke Busan. Sementara Soria masih berusaha memacu kecepatannya secepat yang ia bisa.

Soria: “Kenapa jalannya harus basah dan licin begini! Pesawatnya akan segera berangkat.”

Di sisi lain Rio jadi benar-benar cemas. Berulang kali ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya dan berusaha menelpon Soria namun tak di angkat.

Rio: “Kalau di ingat-ingat, saat melihatnya pertama kali bermain di game center dia sangat fokus dan gigih. Aku sering melihatnya masuk ke game center itu dan akhirnya aku bertanya pada karyawan disana dan ia bilang bahwa gadis SMA itu sangat menginginkan boneka beruang baby blue yang hanya bisa didapatkan jika memiliki seribu kupon.”

Soria tiba di parkiran bandara dan segera berlari memasuki bandara setelah melepaskan helm dan memarkir motornya dengan asal.

Rio: “Aku sengaja memberikan boneka itu untukmu karena aku pikir kau akan sangat bahagianya memilikinya. Ternyata kau memang sangat senang ketika boneka itu ada dalam pelukanmu. Tapi, aku tak berharap akan ada kelanjutan dari pertemuan itu. Hingga akhirnya aku sadar bahwa aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama kali bertemu.”

 

Okee segitu dulu, Chapter berikutnya adalah chapter 23 yang merupakan chapter terakhir. Bagi para pembaca yang udah follow ceritanya dari awal sampai akhir, Tory ucapkan terima kasih yang tak terhingga.. gak nyangka kalian bakal baca, please leave comment ya gimana kesan kalian sama cerita ini... Thank you

 

See ya on the next post...

Bye bye~

No comments:

Post a Comment