Friday, September 18, 2020

Game Center Chp. 23 Our Last (Final Chapter)

 

Rio: “Aku sengaja memberikan boneka itu untukmu karena aku pikir kau akan sangat bahagianya memilikinya. Ternyata kau memang sangat senang ketika boneka itu ada dalam pelukanmu. Tapi, aku tak berharap aka nada kelanjutan dari pertemuan itu. Hingga akhirnya aku sadar bahwa aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama kali bertemu.”

Soria akhirnya tiba di hadapan Rio dengan nafas terengah-engah dan mata yang berkaca-kaca, ia mencari Rio ke sekeliling bandara yang luas itu. Rio hanya bisa tersenyum lembut dan membawa Soria dalam pelukannya. Membiarkan gadis itu menangis sesenggukan. Tak ada yang bicara. Mereka hanya ingin seperti ini saja untuk beberapa saat. Merasakan bahwa waktu sedang menghentikan detaknya hanya untuk mereka. Saat ini mereka tak butuh kata-kata, tapi Rio tahu keberangkatannya sebentar lagi.

Rio: “Hei.. mau sampai kapan kau menangis?”

Rio mendongakkan wajah Soria dengan kedua tangannya. Wajah gadis yang dicintainya itu sedikit kacau meskipun terlihat jika ia memakai makeup tipis.

Rio: “Hei.. bukankah aku sudah bilang kalau aku akan pulang? Kenapa harus menangis?”

Soria: “Karena aku tak akan bertemu denganmu dalam waktu yang lama.”

Rio: “Bukankah kita juga pernah tak bertemu selama lima tahun? Bukankah ini tak sesulit itu?”

Soria: “Tapi sekarang keadaannya berbeda.”

Rio: “Eh?”

Soria: “Dulu.. kita berpisah karena aku membencimu.. t-tapi sekarang.. a-aku.. aku..”

Soria selalu berpikir bahwa Rio bukanlah orang yang romantis, tapi mendengar perkataan Rio membuat ribuan kupu-kupu di perutnya berterbangan. Pria dengan senyuman sehangat mentari pagi di musim dingin itu telah meluluhkan hatinya.

Soria: “A-aku mungkin tak pernah mengatakannya dengan baik-baik, tapi aku ingin kau mendengarkanku dengan serius karena aku hanya mengatakannya sekali saja.”

Rio: “Aku mendengarkan.”

Soria: “Baiklah..”

Soria menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ia melirik jam keberangkatan yang hanya tersisa 10 detik. Lalu ia menatap Rio lekat-lekat sambil berkata..

Soria: “Aku mencintaimu. Terima kasih sudah hadir dalam hidupku.”

Rio sesaat tertegun namun suara panggilan keberangkatan pesawat yang akan ia naiki menyadarkannya kembali. Ia tersenyum lembut. Ia yakin, Soria bisa menunggunya kembali.

Rio: “Sudah saatnya..”

Rio mencium pipi kanan Soria dan berjalan pergi. Tak ada satupun dari mereka berdua yang menengok ke belakang. Untuk saat ini mereka hanya perlu saling percaya. Rio percaya, Soria akan menunggu kepulangannya dan Soria pun percaya, Rio akan pulang hanya untuknya. Lagipula mereka masih bisa saling menelfon dan melakukan video call. Dan tiba-tiba rasa malu merasuki pikiran masing-masing.

Rio & Soria P.O.V: “Kenapa aku harus melakukan adegan layaknya drama di bandara???”

Tapi meski begitu mereka tetap merasa lega dan tenang, karena sejauh apapun mereka terpisah, cinta mereka berdua tidak akan pernah berubah, kan? Terlebih lagi mereka saling mendukung dan mendoakan satu sama lain.

Rio & Soria P.O.V: “Bukankah kau mencintaiku? Ah, tentu saja.. kita sudah memenangkan gamenya bersama. Jadi, sudah pasti kalau kau mencintaiku…”

THE END

 

Yha... akhirnya kita sampai di penghujung chapter~ arigatoo godzaimasu semuanya yang sudah bersedia baca sampai akhir... please tinggalkan komentar, saran atau usul, atau request di kolom komentar ya~

Tory usahakan akan comeback nulis cerita dengan lebih baik lagi ^_^

 

See ya on the next post...

Bye bye~