Tuesday, July 28, 2020

Game Center Chp. 20


Rio: “Kata Christine, kau bilang tak ada yang salah dalam hal ini, jadi kau tak perlu khawatir.”

Soria: “Kenapa kau tak kencan dengan wanita lain?”

Rio: “Karena.. jika aku kencan dengan wanita lain, artinya aku selingkuh darimu. Aku tak mau hal seperti itu terjadi.”

Soria: “Maksudmu.. kita belum putus?”

Rio: “Bukankah sejak lima tahun yang lalu tak ada diantara kita yang mengatakan bahwa kita putus, kan?”

Soria: “A-Apa benar, kau terus mencariku?”

Rio: “Hm.. aku terus mencarimu.”

Soria: “Apakah masih sama?”

Rio: “Sejak lima tahun yang lalu hingga sekarang aku masih mencintaimu.”

DEG. Rasanya jantung Soria ingin melompat keluar. Soria hanya bisa menundukkan wajahnya yang memerah. Ia terlalu takut untuk sekedar menatap wajah Rio saat ini. Rio menggenggam lembut tangan Soria, seolah tangan itu akan hancur jika disentuh dengan kasar. Rio menyenderkan kepalanya di bahu kanan Soria. Saat ini mungkin orang lain bisa dengan mudah bisa mendengar suara degup jantung Soria tanpa speaker.

Rio: “Sebentar saja.. seperti ini sebentar saja..”

1 jam lamanya mereka berdiam dalam posisi seperti itu dengan Rio yang tidur dengan sangat tenang. Bahu Soria sudah mencapai limitnya, ia mendorong Rio sekuat tenaga sembari mengguncang-guncang pria itu agar segera bangun.

Rio: “Eh.. aku ketiduran ya? Gomen ne.”

Soria: “Daijobu.”

Rio: “Apakah ada tempat lain yang ingin kau kunjungi?”

Soria: “Seingatku hari ini akan ada acara melarutkan lampion bunga di sungai. Aku ingin ke sana.”

Rio: “Baiklah.. kita akan kesana. Tapi sebelumnya, harus kita apakan koin-koin ini?”

Rio dan Soria menatap  horror koin game yang sangat banyak, masuk kesana dan bermain lagi merupakan pilihan yang mustahil mengingat kejadian memalukan sebelumnya. Akhirnya mereka memberikan koin-koin tersebut pada pengunjung di luar game center. Setibanya mereka di pinggir sungai, banyak orang-orang dan turis asing yang turut serta ingin menikmati keindahan lampion bunga. Hari semakin gelap merupakan saat yang tetpat untuk melepaskan lampion-lampion bunga nan indah di sungai yang jernih dan tenang. Soria hanya tersenyum menikmati keindahan lampion yang cahayanya membuat air sungai berkilauan. Sangat indah.

Soria: “Hoaaammsss…”

Rio: “Kau mengantuk?”

Soria: “Hm.. aku mau pulang.”

Rio: “Eh, bukankah kita belum makan malam? Bisakah kau menahan kantukmu sebentar? Kita tidak boleh melewatkan makan malam.”

Soria: “Aku akan berusaha.”

Rio memacu motornya menuju kedai terdekat. Ia sengaja memilih kedai yang ramai agar Soria bisa menahan rasa kantuknya dengan suara berisik. Usai makan malam Rio mengantarkan Soria pulang. Rio bahkan sampai harus membeli syal untuk mengikat Soria ke tubuhnya saking khawatirnya jika Soria tertidur di perjalanan. Sesampainya di rumah Soria, Rio memastikan Soria sudah masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya. Rio bahagia. Terlalu bahagia hingga ia terus tersenyum sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Keesokan harinya…

Soria: “AKU TERLAMBAT!!!”

Soria berjalan terburu-buru menuju ruang kerjanya . ia terlambat 40 menit ke sekolah. Ada surat izin dari Rio di meja kerjanya. Rio hari ini ada ujian di kampusnya jadi akan datang terlambat ke sekolah. Soria mengecek beberapa dokumen yang menumpuk di atas meja kerjanya. Usai mengecek dokumen Soria menuju ke ruang kesehatan . barangkali ada murid yang sakit.

Soria P.O.V: “Kenapa aku mengizinkannya untuk membawaku? Padahal sejak kejadian lima tahun yang lalu aku sudah berusaha melupakannya. Bahkan aku sudah tak ingat bagaimana aku bisa jatuh cinta padanya. Tapi memang, saat bertemu dengannya lagi aku sangat yakin dia adalah Rio dari kenangan lima tahun yang lalu. Dan ketika melihat dirinya saat itu entah kenapa semua kenangan itu kembali hadir.”

Soria memasuki ruang kesehatan. Tak ada siapa-siapa disana. Hanya ada Soria dan boneka beruang baby blue. Soria memegangi boneka itu dengan lembut. Boneka yang sangat-sangat ia inginkan saat masih SMA dulu, sampai-sampai hampir setiap hari ia pergi ke game center untuk memastikan bahwa boneka beruang baby blue yang ia inginkan masih berada di tempatnya.

Soria P.O.V: “Kenapa bonekanya seolah menatapku? Kenapa bonekanya terasa sangat berharga hingga aku ingin memeluknya? Apakah karena dari seseorang yang spesial?”

Huh? Soria kaget dengan pemikirannya. Spesial? Benarkah ia menganggap Rio spesial? Cklek. Tiba-tiba terdengar suara pintu ruang kesehatan dibuka.

Rio: “Eh?”

Ketahuan. Soria tertangkap basah sedang memegangi boneka beruang itu oleh Rio.

Soria: “Huh?”

Rio: “Sedang apa kau disini? Sakit?”

Soria: “Err.. itu.. a-anu..”

Rio: “Atau kau merindukanku?”

Soria: “TIDAK MUNGKIN! KAU INI.. KATANYA IZIN ADA UJIAN, TAPI KENAPA ADA   DISINI???” 

Rio: “Ujiannya sudah selesai, jadi aku kesini. Aku sudah pernah bilang padamu kalau kau boleh mengambil boneka itu.”

Soria: “Sudah kubilang aku tidak mau.”

Soria meletakkan kembali boneka itu di atas lemari.

Rio: “Aishitemasu yo.”

Soria : “Eh?”

Rio: “(tersenyum) Dan akan selalu mencintaimu.”

To Be Continued...

*Hiya-hiyaaa makin sampai ke penghujung cerita nihhh huhuhuuu ntah kenapa kalau mau ending tuh ga rela tapi kalau lanjut terus bikin bosan XD. Dasar Tory~

See you on the next post...
Bye bye~

Tuesday, July 21, 2020

Tips Belanja Online


Ohayou Aruji-san tachi!!!!

Tory kemarin sempat Bad Mood waktu belanja online gara-gara kurirnya ngegas, padahal Tory udah nunggu lama juga dianya ga datang-datang giliran Tory udah sibuk baru deh datang. Baiqlah itu tadi curhatan Tory yang gak penting. For your information kali ini Tory mau berbagi tips belanja Online. Yukk disimak Aruji-sama… nyehehe~

1.  Pastikan olshop terpercaya
Sekarang banyak aplikasi belanja online yang bermunculan, menawarkan beragam fasilitas yang menarik pembeli, itu artinya banyak pula penjual yang menawarkan barnag yang serupa dengan harga yang beraneka ragam. Pastikan Aruji-san melihat ulasan pembeli sebelumnya di olshop tersebut dan bagaimana olshop tersebut merespon keluhan konsumen.  Ini berlaku untuk olshop di aplikasi khusus dagang maupun media sosial, penting mengetahui bagaimana etika penjual kepada pembeli.
Usahakan olshop menggunakan pembayaran transfer via bank ataupun fitur pembayaran yang tersedia di aplikasi, jangan menggunakan alat pembayaran berupa pulsa. Pernah kejadian Tory beli di olshop yang mengizinkan pembayaran via pulsa yang ternyata (menurut si olshop) mereka tidak bisa convert pulsanya menjadi uang. Uang Tory melayang, barangnya Tory ga nyampe, dan owner olshopnya ilang. Itu tragedy memilukan waktu beli nendoroid Tsurumaru sebelum akhirnya beli lagi di olshop lain yang trusted. Bayangin harga nendoroid yang gak murah tapi wujudnya ga ada di tangan… huhuhu T^T.

2.  Ada harga ada kualitas
Sering kali beberapa olshop memajang foto dari barang yang bukan hasil produksinya sendiri (reseller). Bukan hanya satu saja namun juga beberapa penjual lain memajang foto serupa dengan harga berbeda. Pastikan Aruji-san membaca deskripsi produknya karena bisa saja harga miring karena produknya dibagi (share in jar) atau kadar beratnya berbeda. Banyak barang yang murah merupakan barang tiruan atau tidak original dari perusahaannya langsung. Misalnya harga eyeshadow Anastasia Beverly Hills biasanya dibanderol diatas harga 500k, namun kalian bisa juga menemukan produk serupa yang harganya mungkin bisa separuh bahkan mungkin hanya 100k saja. Keoriginalan produk patut untuk dicari tahu.
Tapi tidak semua produk murah berkualitas jelek, ada pula yang bagus tergantung selera masing-masing Aruji-san.

3.  Terjadi salah terima barang
Ini sering banget kejadian sama beberapa orang (untungnya Tory nggak pernah, semoga jangan kejadian) pastikan Aruji-san membaca deskripsi lengkap dari penjualnya. Terkadang ada tulisan ‘sertakan warna cadangan dan jenis barang lain jika sewaktu-waktu pesanan yang dipilih kosong atau sudah dibeli lebih dulu oleh orang lain’, seringkali kita tak menyertakan pilihan lain karena sudah yakin pesanannya akan datang, namun sama halnya dengan jodoh, gak ada yang tahu barang itu akan menjadi milik Aruji-san atau bukan. Jika perlu Aruji-san bisa bertanya sejelas-jelasnya pada penjual sampai semua rasa penasaran Aruji-san tuntas. Boleh bertanya banyak-banyak terus ga jadi beli? Boleh. Karena konsumen adalah raja, namun jadilah raja yang bijak. Eaaaaaa pagi-pagi Tory bikin apaan dah >0<.

4.  Pengiriman lama
Lama pengiriman tergantung jasa kirim yang digunakan oleh penjual namun terkadang penjual juga memberikan opsi (pilihan) kepada Aruji-san hendak menggunakan jasa kirim apa yang mungkin ingin Aruji-san sesuaikan dengan isi dompet. Semakin murah jasa kirim maka semakin lama waktu pengirimannya, mungkin jika memakai jasa kirim A hanya membutuhkan waktu 2-3 hari, namun jika pakai jasa kirim B mungkin bisa 1 minggu lamanya. Lama pengiriman juga tergantung jarak antara penjual dan Aruji-san. Apalagi sekarang sedang diberlakukan PSBB dan Adaptasi Kebiasaan Baru di beberapa wilayah yang membuat pengiriman menjadi lebih lama (Tory pun beli barang dari luar negeri dikirim pakai kapal dari sebulan yang lalu belum sampai ke tangan Tory sampai sekarang huhuhu…). Bersabarlah semoga badai ini lekas berlalu..

5.  Etika Jua-Beli
Tata tertib/aturan/ tata karma yang berlaku dalam system jual beli bisa meningkatkan kepercayaan konsumen dan kemajuan penjualan. Semenjengkelkan apapun konsumen tetap harus diladeni dan dijawab semua pertanyaanya sampai tuntas.  Begitu pula dengan konsumen yang harus sabar menunggu pertanyaannya dijawab karena yang bertanya bukan hanya seorang >0<.  Penting untuk selalu membungkus barang yang akan diberikan kepada konsumen, jika tidak menggunakan plastic pakailah amplop cokelat atau tote bag. Pastikan pula nama penerima adalah nama yang susungguhnya, seringkali nama medsos/akun yang digunakan pembeli bukan menggunakan nama aslinya. Usahakan memiliki format order ya~


         Baiklah itulah segelintir kecil tips dari Tory yang semoga berguna… thank you for visiting my blog.. ya ampun Tory terhura dah banyak yang kesini setiap harinya. Dukungan kalian sangat berarti agar Tory lebih produktif.

         Oh ya, berita entah duka entah bahagia, manga Haikyuu! Resmi tamat pada tanggal 20 Juli 2020 kemarin. Ini salah satu manga favorit Tory yang bahkan komiknya Tory koleksi, animenya sendiri sudah Tory saksikan sekitar 5 tahun yang lalu bahkan sampai sekarang. Gara-gara nonton ini Tory jadi rajin jogging pagi jika hari libur. Perjalanan dari zero to hero nya Hinata Shouyo dan indahnya panggung butai Haisute bikin makin jatuh cinta. Tory pribadi suka anime yang tidak bertele-tele dan bisa tamat karena cerita yang meskipun bisa dikembangkan tapi sudah saatnya diakhiri dengan tepat. Gausah lagi nyeritain anaknya Tanaka sama Shimizu biar komiknya makin panjang, Tory bakal setop koleksi kalau begitu. Intinya indah banget lah ending mereka bahkan setelah perjalanan panjang Hinata yang akhirnya berhasil masuk timnas Jepang. Taggar #ThankYouHaikyuu jadi trending nomor 1 saat detik-detik perilisan chapter terakhir manga sport abad ini.

Baik itu saja dari Tory hari ini, sekali lagi semoga bermanfaat.
See ya on the next post!
Bye bye~

Monday, July 20, 2020

Game Center Chp. 19


--------------------------------------------------------@Sekolah----------------------------------------------------------------
Rio: “Ohayou.. eh? Mana Steve? Sakit lagi?”

Soria: “Iie, ia harus mengurus beberapa hal ke Jepang.”

Rio: “Wah.. kalau begitu kita bisa pulang bersama hari ini.”

Soria: “Arigatoo, aku sudah meminta Akisa untuk menjemputku hari ini.”

Rio: “Ayolah..”

Soria: “Kalau ku bilang tidak, berarti tidak. Kau ini kenapa sih?”

Rio: “Aku ini sedang berusaha mendapatkan hatimu kembali. Kau ini pura-pura tidak tahu ya?”

Soria: “Sebaiknya kau kembali ke ruang kesehatan daripada menghabiskan waktu dengan percuma di ruang kerjaku.”

Rio: “Ini tidak percuma, Soria.. kau ini..”

GLEGARRR. Dalam hitungan berikutnya hujan turun dengan deras sesuai perkiraan cuaca pada hari ini.

Rio: “Sepertinya kau akan pulang denganku.”

Soria: “Hujan ini tidak akan lama.”

Benar saja, 2 jam kemudian hujan pun reda. Usai semua murid pulang Soria berdiri di dekat gerbang sekolah menunggu kedatangan Akisa yang sudha terlambat 10 menit. Rio menghampiri Soria dengan motornya.

Rio: “Aku bawa motor lho..”

Soria: “Sebentar lagi Akisa akan datang.”

Tiba-tiba handphone Soria berdering, telpon dari Akisa.

Akisa: “Halo, Soria, maaf aku tak bisa menjemputmu saat ini. Motorku mogok. Gomen ne~”

Soria: “Berapa lama? Aku bisa menunggu kok.”

Akisa: “Aku pun tak tahu. Sepertinya akan sangat lama.”

Soria: “Daijobu.. gomen ne sudah merepotkanmu.”

Akisa: “Tidak apa-apa.. ja.. na~”

Soria menghela nafas. Ia terlalu gengsi menerima tawaran Rio. Tidak. Ia hanya takut untuk menyadari bahwa ia masih mencintai Rio. Rio menepuk-bepuk jok motornya sambil tersenyum senang. Dengan terpaksa Soria harus mau di bonceng oleh Rio. Hanya butuh waktu tempuh 30 menit untuk sampai di kediaman Soria.

Soria: “Arigatoo.” 

Rio: “Iie.. seharusnya aku yang bilang begitu. Terima kasih sudah mau pulang bersamaku hari ini.”

Soria: “U-Um..”

Rio: “Ah, bagaimana kalau besok kita jalan-jalan? Aku akan mentraktirmu.”

Soria: “Meskipun besok hari libur nasional aku tak berminat untuk bersantai di luar rumah.

Rio tiba-tiba saja menautkan jari kelingking kirinya dengan jari kelingking Soria dengan paksa sambil tersenyum manis.

Rio: “Janji, besok kita jalan bersama. Aku akan menjemputmu jam sepuluh.”

Soria menyentakkan tangannya dengan kasar. Ia tak menolak, tidak juga mengatakan ya. Ekspresinya terlihat kesal dan ia langsung berjalan masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Rio pergi. Ia tahu ini tindakan yang tidak sopan, tapi egonya benar-benar tinggi seperti bocah. Rio sendiri hanya bisa duduk terdiam di atas motornya. Hal paling menakutkan dalam hubungannya dan Soria adalah, Soria yang selalu memilih diam dan mengambil keputusan sendiri. Keesokan harinya Soria menyadari seseuatu setelah berpakaian super rapi bahkan mengenakan makeup tipis.

Soria: “Eh? Bukannya.. Rio belum tentu akan datang ya?”

TING TONG. Bel rumah Soria dibunyikan oleh seseorang yang tidak lain dan tidak bukan setelah Soria cek adalah Rio. Pria ini benar-benar gigih dalam setiap usahanya.

Rio: “Kau sudah siap? Ayo berangkat sekarang!”

Seperti di hipnotis, Soria tak mengeluarkan sepatah kata pun setelah menutup pintu rumah dan pergi bersama Rio. Ia membiarkan Rio mengajaknya ke game center.

Rio: “Nah.. aku akan mentraktirmu.”

Soria: “Tunggu, kenapa kau menjemputku? Bukankah kemarin aku tak berkata aku setuju?”

Rio: “Bukankah kita sudah membuat janji? Janji sudah seharusnya ditepati. Ayo bermain sepuasnya.”

Rio bermain game terlebih dahulu meninggalkan Soria yang masih mematung di tengah-tengah game center. Ia ingat dengan janjinya pada Rio 5 tahun yang lalu, bahwa ia akan berada di apartemen saat Rio kembali dari Hawaii. Tapi ia tak menepati janji itu. Rasa cemburu terlalu membakar pikiran dan hatinya. Hingga ia lupa dengan segala yang ia cintai. Tanpa sadar air mata mulai mengalir membasahi pipinya. Membuat orang-orang yang ada di game center karena ia mulai terisak-isak. Rio yang melihat kerumunan segera menghampiri.

Rio: “Em.. maaf.. kalian bisa menjauh, ini pacarku. Kenapa? Kau tak suka kesini? Kau sakit?”

Soria hanya menangis tanpa menjawab satupun pertanyaan Rio. Karena merasa tak enak dengan pengunjung lainnya Rio membawa Soria ke taman terdekat dan emngajaknya untuk bicara.
Rio: “Kenapa kau menangis?”

Soria: “Maaf..”

Rio: “Maaf kenapa?”

Soria: “Untuk semua yang kusebabkan dan janji yang tak ku tepati.”

Rio tahu kemana arah pembicaraan ini. Ia hanya tersenyum dan menghapus jejak air mata di pipi Soria.

To Be Continued....
See ya on the next post...
Bye bye~

Saturday, July 11, 2020

Game Center Chp. 18


Konichiwa Minna-san!!!!! Tory kembali hadir membawakan Story Game Center yang udah sampai di chapter 18 aja iiihhhh.... butuh waktu lama untuk mengumpulkan niat ngetik ulang karena Tory terbiasa nulis ceritanya di buku tulis dengan tulisan tangan.

Semoga wabah ini segera berlalu dan kita segera bertemu yaaa... duh kangen keluar kota...


Soria P.O.V: “Dasar ceroboh! Bagaimana jika yang masuk adalah pencuri?”

Soria masuk dengan pelan. Di intipnya kamar Rio. ternyata sang pemilik apartemen tengah tertidur padahal jam baru menunjukkan pukul 15.00 pm. Soria berjalan perlahan menuju dapur. Di bukanya kulkas rio dan menyeruaklah bau yang bisa membunuh semua orang termasuk soria jika ia tak memakai masker yang sudah diberi pengharum. Soria akhirnya membersihkan kulkas Rio dengan suka rela. Setelah bersih Soria hendak pulang namun tasnya tak sengaja menyenggol vas bunga di ruang tamu.

Rio: “Siapa di sana?”

Soria: “Meow~”

Rio: “Neko?”

Setelah ebebrapa detik tak ada tanda-tanda Rio akan keluar dari kamarnya, Soria seger akeluar dari apartemen tersebut dangan berlari secepat mungkin. Baru saja Rio memejamkan mata tapi sedetik kemudian ia membuka matanya lagi da duduk di kasurnya.

Rio: “Mana ada kucing yang mengerti pertanyaan manusia.”

            Rio segera berlari keluar kamar dan mendapati sebuah vas bunga di ruang tamu pecah.

Rio: “Ini ulah hantu.. atau pencuri?”

Rio memeriksa seluruh isi apartemennya. Tak ada barang yang hilang. Tak sengaja Rio melihat tong sampah yang tampak lebih penuh dari sebelumnya. Akhirnya ia membuka kulkas satu-satunya di dalam apartemen itu dan terkejut melihat kulkasnya kembali bersih seperti baru.

Rio: “Jangan-jangan.. yang kesini adalah..”

Rio menoleh kea rah pintu dan menyipitkan matanya.

Rio: “Yosh.. aku akan berusaha lebih keras.”

Keesokan harinya Rio pergi ke rumah Steve. Rio datang karena Steve menelfonnya untuk mengobati flunya yang tak kunjung sembuh.

Rio: “Kau merasa pusing?”

Steve: “Tentu saja.. hatchoo..”

Rio: “Apa kau merasa mual atau merasa sulit untuk makan?”

Steve: “Tidak, aku hanya flu biasa tapi entah hatchoo.. kenapa tak kunjung hatchoo.. sembuh.. haah..”

Rio: “Baiklah kalau begitu aku akan menuliskan beberapa obat yang bisa membantumu.”

Soria datang membawa baskom berisi air hangat dan handuk kecil  dari arah dapur menuju ruang tamu karena Steve tidak mau tidur di kamarnya.

Soria: “Bagaimana kau mau sembuh dari flu, kalau kau terus-terusan mengkonsumsi es? Baka.”

Rio: “Eh? Jadi.. penyebabnya itu?”

Soria: “Dia juga begadang hanya untuk menonton pertandingan bola.”

Steve: “Ugh.. hatchoo..”

Rio: “Ini beberapa obat yang bisa kau cari di apotik. Diminum 3 kali dalam sehari. Ingat, jangan begadang dan minum es selama seminggu.”

Soria: “Kau tenang saja, aku akan merawatmu.”

Steve: “Haii.. hatchoo..”

Soria mengantarkan Rio sampai di depan pagar rumah. Sebelum pulang Rio memberanikan diri untuk mengajak Soria mengobrol.

Rio: “Kemarin ada yang memecahkan vas bungaku.”

            Glek. Soria mendadak pucat dan gugup.

Rio: “Sepertinya ada kucing yang memecahkannya.”

Soria: “E-Ehm.. mungkin kau harus lebih hati-hati lagi.”

Rio: “Tapi kucing yang satu ini istimewa.”

Soria: “Heh?”

Rio: “Karena dia bisa membersihkan kulkasku yang penuh makanan sisa.”

Soria ingin sekali menendang pria di hadapannya ini ke Antartika. Soria sampai gemetar karena takut ketahuan. Mau ditaruh dimana harga diri yang dia junjung mati-matian. Namun sebuah tangan lembut mengusap puncak kepalanya.

Rio: “Aku akan merindukanmu selama seminggu. Jaga kesehatanmu juga agar tak tertular flu.”

Soria: “Ehm..”

Rio pulang mengendarai sepeda motornya. Soria masih berdiri di depan pagar, menghela nafas berat sebelum akhirnya mengambil langkah kembali masuk ke dalam rumah. Keesokan harinya Rio bekerja seperti biasa di UKS. Hanya ada Rio dan dua murid yang sedang berbaring karena kelelahan berolahraga.

Student 1: “Dokter Jung, boleh aku bertanya?”

Rio: “Tentu, ada apa?”

Student 1: “aku ingin sekali menjadi dokter, tapi aku tak yakin kalau aku mampu. Aku merasa tak memiliki kemampuan dalam hal apapun. Aku takut mengecewakan orang-orang di sekitarku.”

Rio: “Kalau kau berkeinginan keras ingin menjadi apa yang kau inginkan, kau pasti bisa mewujudkannya. Dulu, aku juga tak yakin bisa menjadi seorang dokter, tapi kemudian aku berpikir meskipun di kelas banyak teman-teman yang lebih pintar tapi aku juga memilii kesempatan yang sama dan tekad yang lebih besar dan aku percaya aku pasti bisa mewujudkan appaun mimpiku.”

Murid itu sampai berbinar-binar mendengar penuturan Rio. Rio selalu percaya bahwa segala yang ia usahakan akan mendapat hasil yang juga sepadan. Ia percaya akan keajaiban dari kerja keras dan doa yang tak henti dilakukan.

Student 1: “Wuaaahh…”

Rio: “Kau juga pasti bisa.”

Studen 1: “Jeongmal?”

Rio: “Ne. asalakan kau melakukan segalanya dengan tulus. Apapun pasti bisa.”

Student 1: “Ne, aku akan berjuang sekuat tenaga.”

Rio: “Yosh! Semoga berhasil.”

Kruyuuukk. Seperti bunyi suara perut yang lapar. Wajah murid itu sedikit meerah menahan malu.

Rio: “Kau lapar?”

Student 1: “Em.. ne..”

Rio: “Tunggulah disini, aku akan ambilkan makanan sehat untuk kalian. Ini sudah masuk jam makan siang. Ingat, calon dokter masa depan harus menjaga kesehatannya.”

Student 1: “Ne~”

Rio: “Aku pergi dulu.”

Seminggu telah berlalu dan Steve sudah sembuh total dari flu yang di deritanya. Soria juga sudah bebas tugas dalam merawat Steve yang sakit. Soria dan Rio tak sengaja berada di koridor yang sama.

Rio : “Yah.. aku tak bisa pulang bersamamu lagi.”

Soria : “Aku tidak berminat.”

Rio: “Kau.. waktu itu cemburu pada Rose?”

Soria: “K-Kapan? Aku tidak pernah cemburu.”

Rio: “Jangan pura-pura.. aku tahu kok.”

Soria: “Seharusnya aku tak usah sekolah hari ini.”

Hari itu Rio habiskan dengan terus menggoda Soria. Jam pulang sekolah pun tiba. Semua murid keluar dari gedung besar tempat mereka menimba ilmu. Pulang ke rumah masing-masing. Soria bergegas kembali ke kantor meninggalkan Rio seorang diri di koridor.  Sepulang dari sekolah Soria dan Steve pergi berbelanja kebutuhan sehari-hari di salah satu supermarket besar. Hanya Soria yang berbelanja sementara Steve menunggu di mobil. Tak sengaja saat Soria memilih-milih sayuran, kereta belanjanya bersenggolan dengan kereta belanja orang lain.

Soria: “Eh, mianhae.. apa kau tidak apa-apa? Eh.. Rose.. eonni..”

Rose: “Gwenchana.. Soria?”

Keduanya sama-sama terdiam sesaat merasakan atmosfir yang sangat canggung dan tidak nyaman. Menyadari hal itu Rose memecah keheningan sambil tersenyum.

Rose: “Jangan khawatir.. cinta Rio selalu untukmu.”

Soria: “Eh?”

Rose: “Aku duluan ya.. sedang buru-buru, kapan-kapan ayo jalan bersama.”

Rose segera menuju meja kasir dan membayar semua belanjaannya. Hatinya sekarang sedikit lebih lega setelah mengetahui kebenaran. Setidaknya ia belum terlambat untuk mengetahui kebenarannya. Soria mulai lelah dengan segala pertemuan-pertemuan tak terduga ini. Jika dipikir-pikir lagi bukankah Soria yang saat itu masih sekolah terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya karena sebuah foto. Karena emosi cinta mudanya yang tidak stabil dan pikirannya yang belum matang dalam mengolah informasi. Jadi.. sebenarnya yang membuat hubungannya dan Rio berakhir adalah.. dirinya sendiri? Ia sekarang masih bersikeras tak mencintai Rio karena egonya sendiri? Rasanya Soria ingin menemui dirinya di masa lalu dan memukul kepalanya.


To be continued....

See ya on the next post!
Bye bye~