Friday, June 26, 2020

Game Center Chp. 17



Eyyooo Minna-san Genki desuka???? Maap banget Tory baru bisa post di penghujung bulan Juni, lagi fokus memperdalam ilmu kesenian (Makeup Character a.k.a Cosplay dan Menggambar) aseli lagi seru-serunya mainan makeup. Baiqla Tory akan berusaha sebaik mungkinnnn check this out I bring lanjutan Game Center nyehehehe...
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Riyuka: “Bersenang-senang ke suatu tempat.”

Soria: “Riyuka Ikkuzo!”

Riyuka: “Haii.”

Setibanya Soria, Steve, Riyuka, dan Akisa di game centre, mereka terperangah dengan berbagai permainan baru yang belum pernah mereka coba sebelumnya mengingat mereka memang sudah lama tak bermain di sini. Akisa yang sangat antusias langsung membeli koin dalam jumlah banyak dan membagi-bagikannya ke teman-temannya kecuali Steve yang menolak bermain karena kondisi kesehatannya.

Riyuka: “Dia seperti kerasukan. Apa boleh buat aku akan main juga.”

Soria: “Gomen ne~ Steve, aku ingin mencoba beberapa permainan baru.”

Tinggallah Steve seorang diri di tengah-tengah game centre dengan hidung yang masih merah karena flu. Soria berkeliling game centre yang sangat luas itu sembari mencoba beebrapa permainan baru. Dari semua permainan yang ada ia masih sangat suka dance machine namun karena peminatnya banyak ia harus rela antri. Ia melihat sepasang kekasih yang baru saja menyelesaikan permainan dance machine bersama. Soria jadi teringat pertemuan pertamanya dengan Rio yang tidak disengaja. Soria memutuskan keluar dari game centre untuk menenangkan diri. Tiba-tiba pundak Soria ditepuk seseorang dari belakang dan Soria lantas menoleh.

Soria: “C-Christine Eonni?”

Christine: “Syukurlah ternyata kau memang Soria. Boleh kita bicara sebentar?”

-----------SKIP-------------@Restoran

Christine: “Mianhae mengganggu waktumu.”

Soria: “Gwenchanayo.”

Christine: “Bagaimana dengan Rio?”

Soria: “Eh? O-Oh.. dia menjalankan tugasnya dengan baik.”

Christine: “Apa dia mendekatimu?”

Soria: “Uhm.. yah.. kami berhubungan baik. Dia baik-baik saja.”

Christine: “Begitu.”

Soria: “Aku.. tak mempermasalahkan lagi soal masa lalu. Lagipula kau mengupload foto itu karena kau mengira aku ‘adik’ sungguhan Rio. Aku juga terlalu gegabah dalam memutuskan suatu hal. Jadi, sebaiknya kita tak mengingat masa lalu itu lagi.”

Christine: “Syukurlah.. kau tahu kenapa dia belum lulus?”

Soria: “Tidak. Kenapa?”

Christine: “Saat kau pergi dari apartemen, Rio seperti manusia tanpa nyawa. Seharusnya ia benar-benar sudha lulus dan menjadi dokter tahun lalu. Tapi keinginannya untuk menemukanmu begitu besar. Ia menunda kelulusannya dan fokus mencarimu hingga ke Jepang. Tapi ia tak menemukanmu. Ia juga mengembalikan semua uang yang kau keluarkan utnuk biaya apartemen. Bahkan ia membei apartemen itu secara permanen.”

Soria tertegun mendengar cerita Christine. Wajahnya sedikit bersemu merah. Rio mencarinya hingga ke Jepang dan menunda kelulusannya hanya untuk mencarinya adalah fakta tergila yang perna Soria dengar.

Soria: “Jeongmal?”

Christine: “Ne. Dia berusaha mati-matian agar bisa lulus tahun ini. Kau tahu ketika ia bertemu pertama kali denganmu setelah lima tahun berselang, Rio teramat bahagia.”

Soria: “Dia.. senang?”

Christine: “Sangat! Bahkan ia rela sakit demi dirimu. Anak itu benar-benar jatuh cinta padamu.”

Soria: “Hm..”

Christine: “Masakanmu yang terakhir itu.. ia tidak memakannya?”

Soria: “E-Eh.. wae?”

Christine: “Dia bilang hanya mau memakan masakan itu dengan orang yang membuatnya. Jadi, sampai sekarang makananmu itu masih ia simpan di dalam kulkas.”

Soria: “Um.. aku tak tahu soal itu.”

Christine: “Kau beruntung bisa dicintai olehnya.”

Soria: “Aku juga.. merasa seperti itu.”

Christine: “Eh? Mwo?”

Soria: “Ah.. aniya. Dasar bodoh! Makanannya pasti sudah membusuk.”

Christine: “Ne. Kulkasnya sangat bau.”

Soria merasa ia harus melakukan sesuatu dan pada akhirnya dia berada di tempatnya berdiri dengan muka masam. Apartemen Rio. sebelumnya ia sudah mengirimkan pesan pada teman-temannya bahwa ia ada urusan sebentar dan tidak perlu dijemput.

Soria P.O.V: “Kenapa aku harus berada di sini?”

Soria memencet bel apartemen sekali. Tidak ada jawaban. Ia memencetnya lagi hingga puluhan kali namun tak ada tanda-tanda pintu akan dibuka. Soria mencoba membuka pintu dan ternyata tak di kunci.

To Be Continued~

Oiya.. Tory juga lagi bikin another story, karena lagi kepincut sama salah satu aktor Tory jadinya pengen bikin story tentang dia. 
See yaa on the next post~
Bye bye~