Wednesday, June 14, 2017

Game Center Chp.1

I'm so sorry for not post anything include the story. here you are I want to 'menebus janji' *halah paan Tor*
I know that you really miss my new post and wait for them every day and night *Ya ampun Torr berenti* *Iye gue berenti basa -basi ntar keburu basi beneran*.
Okay.. here's the first chapter. don't forget to leave comment okay... ^^



Game Center
By
Victorya Seijuurou
Dia. Gadis itu sedang bersama temannya di sebuah game center dengan seifuku berlengan pendek yang dilapis sweater tanpa lengan berwarna biru pucat. Rambutnya dikuncir dua. Temannya  yang memakai seifuku sama dengan gadis itu adalah temannya. Gadis berkacamata dan rambutnya tergerai lurus sepinggang. Mereka sedang membeli 50 koin untuk bermain di tempat itu. Soria Choi dan Riyuka Kim nama kedua gadis itu.
Soria    : “Baiklah, kita habiskan koin ini!”
Riyuka : “Aku sedang tidak mood main game hari ini, sudah lima hari berturut-turut kita ke game center ini dan aku mulai mual.”
Soria    : “Ayolah Riyuka,aku sangat menginginkan boneka beruang besar itu.”
Riyuka : “Kenapa kau tak membelinya saja di toko boneka? Dengan begitu kau tak perlu susah-susah datang kemari demi seonggok boneka beruang besar yang penuh bulu.”
Soria    : “Boneka beruang biru muda itu hanya ada DI SINI, Riyuka. Tak ada di tempat lain.”
Riyuka : “Ne, ne,  aku akan menemanimu mengumpulkan kertas kupon itu, tapi ini yang terakhir kalinya ya? Jika kau  tak dapat bonekanya kita tak akan pernah kesini lagi. Deal?”
Soria    : “Deal.”
Mereka berjabat tangan lalu mencari stand game untuk dimainkan. Game center itu selalu ramai setiap harinya terutama saat hari libur. Soria baru mendapatkan 100 kertas kupon. Untuk mendapatkan boneka beruang yang ia inginkan perlu 1000 kupon. Pilihannya tertuju pada arcade game berhubung ia sudah sering main arcade game dan ia mempertaruhkan koin terakhirnya pada game itu. Soria sudah memilih lagu dan mulai mengikuti gerakan pada layar. Sementara Riyuka menjaga tas mereka di bangku pengunjung. Tiba-tiba seorang pria berusia sekitar 20-an bermain arcade game di sebelah Soria dengan lagu yang sama. Karena arcade game banyak peminatnya otomatis mereka jadi tontonan orang-orang yang antri ingin memainkan game itu juga. 2 menit kemudian game selesai dan kupon mulai keluar.
Soria   : “Keluarlah kuponku sayang.. keluarlah yang banyak sampai 900 kupon...”
Orang-orang yang berada di sekitar arcade game itu memandang takjub pada kertas kupon yang tak berhenti keluar. Kupon Soria berhenti di angka 500 dan kupon pria di sebelahnya berhenti di angka 1000. Soria mulai was-was jika pria di sebelahnya ini akan merebut boneka beruangnya. Soria dan Riyuka pergi ke kasir untuk menukarkan kupon yang hanya terkumpul 600 lembar saja.
Soria   : “Bisakah kau menyimpan boneka iitu? Kumohon..”
Soria berusaha membujuk penjaga kasir wanita itu dengan jurus wajah sok innocent namun tetap tak mempan.
Cashier : “Mianhae, aku tahu kau sangat menginginkannya dan datang kesini setiap hari, tapi aku tidak bisa. Ketentuannya adalaah siapa yang memiliki 1000 kupon akan mendapat boneka ini.”
Riyuka : “Sudahlah, mungkin kau memang tak berjodoh dengan boneka ini.”
Tiba-tiba suara baritone seorang pria menginterupsi percakapan mereka. Soria menoleh ke sumber suara dan mendapati pria yang bermain arcade game di sebelahnya tadi berdiri di sampingnya. Postur tubuhnya tinggi dan proporsional dengan rambut hitam pekat dan ekspresi datar.
“Aku ingin menukarkan kuponku.”
Cashier : “Silahkan. Berikan kupon anda.”
Kasir tersebut mulai menghitung kupon milik pria itu dengan mesin khusus. Kuponnya pas 1000 lembar. Soria dan Riyuka hanya bisa cengo.
Riyuka p.o.v : “Orang ini berbakat main arcade game.”
Cashier : “Chukkae! Anda mendapatkan boneka ini.”
Sang kasir memberikan boneka beruang impian Soria yang setinggi anak umur 7 tahun kepada pria itu. Soria hanya bisa menatap nanar pada boneka yang sudah berada dalam pelukan pria itu. Riyuka tahu benar temannya itu sangat menginginkan boneka itu. Kemudian pria itu menyodorkan boneka beruang itu ke hadapan Soria.
“Ini. Untukmu saja.”
Soria   : “Huh?”
“Kau tuli? Kau boleh ambil boneka ini. Lagipula untuk apa seorang pria memelihara boneka beruang.”
Soria menyambut boneka itu sambil tertegun. Pria itu tak berkata apa-apa lagi dan langsung pergi keluar dari game center. Tersadar dari keterkejutannya Soria lupa berterima kasih.
Soria    : “R-Riyuka, kau boleh pilih hadiah untukmu. Kuponku untukmu. Aku mau pergi  sebentar.”
Riyuka : “Eh? Oi- Soria!”
Soria sudah berlari keluar dari game center sambil menggendong boneka beruang besar itu. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuur jalan. Matanya  terpaku pada sosok pria tinggi yang berbalut coat berwarna coklat dan syal berwarna biru donker yang sedang berjalan menjauh. Soria berusaha mengejar orang itu sambil memanggilnya.
Soria    : “Hei, kau! Tuan beruang! Heii!”
Berhasil. Pria itu berhenti dan menoleh ke belakang dengan wajah malas.
“Mwoya?”
Soria    : “Er.. itu, kenapa kau memberikan boneka ini padaku?”
“Bukankah tadi sudah kukatakan? Untuk apa seorang pria menyimpan boneka? Kau boleh mengambilnya secara Cuma-cuma.”
Soria    : “H-Hajiman.. aku ini stranger.”
“Aku sudah terbiasa dengan stranger. Kau kenapa masih pakai seragam sekolah? Bolos?”
Soria    : “Enak saja! Aku tidak pernah bolos. Aku lupa kalau hari ini hari libur jadinya begini.”
“Kau bahkan tak memakai penghangat.”
Soria    : “A-Aku sudah terbiasa dengan cuaca dingin. Eh, kamsahabnida untuk boneka ini.”
“Gwenchanayo.. kau sepertinya bukan orang Korea.”
Soria    : “Aku setengah Jepang. Err.. siapa namamu?”
“Kau sangat tidak sopan. Namaku Rio Jung. Aku sudah kuliah dan kelahiran 1995. Anyeong..”
Rio berjalan pergi namun beberapa langkah kemudian berhenti dan berbicara tanpa menoleh.
Rio       : “Siapa namamu?”
Soria   : “Naneun Soria Christabelle Choi.”
Rio langsung pergi tanpa berkata apa-apa lagi. Soria mengeratkan pelukannya pada boneka beruang biru itu.
Soria    : “Rio.. ne..”
Riyuka : “Oi.. Soria!”
Soria menoleh ke belakang dan mendapati teman dekatnya itu sedang berlari ke arahnya sambil menenteng 2 tas dan satu keresek berisi mainan.
Soria    : “Apa yang kau pilih?”
Riyuka : “Aku memilih rumah boneka ini untuk adikku. Dia sudah lama menginginkannya. Terima kasih untuk ini. Ayo kita pulang sekarang, kau juga sudah dapatkan apa yang kau mau. Yokatta..”
Soria    : “Geurae.”
Mereka pulang bersama karena arah tempat hunian mereka sama. Soria tinggal di sebuah kost sementara Riyuka tinggal di rumah sendiri. Kebetulan ayahnya sedang tugas di Korea. Mereka adalah siswa SMA yang mendapat beasiswa bersekolah di Korea. Riyuka adalah orang Jepang asli sementara Soria merupakan campuran Jepang-Korea-Perancis namun ia lahir dan dibesarkan di Jepang.
Riyuka : “Bagaimana dengan kost mu?”
Soria  : “Huft.. sepertinya aku akan pindah secepatnya. Aku benar-benar tidak tahan dengan ibu kost yang selalu mengomel tiap kali aku membawa barang-barang baru ke kamar. Padahal itu barang milikku.”
Riyuka : “Itu tak akan jadi masalah kalau kau membawa secukupnya dan sesuai kebutuhan. Kamarmu malah dipenuhi koleksi tak begitu berguna.”
Soria    : “Jahatnya.. itu berguna untuk mengusir kebosananku.”

To Be Continue...

hehehe... pendek ya? minggu depan bakal Tory share chap selanjutnya... *wink*

Bye Bye~