Baiklah Tory akan membawakan asupan story yang crunchy puffy original ini hahaha~ douzooo
Rio mengusap pelan kepala Soria sebelum berjalan menghampiri Steve
yang hanya berdiam diri di pinggir lapangan sambil melahap roti isi. Semua
siswa sangat antusias dengan kegiatan gotong-royong, meskipun terkadang mereka
sangat sulit untuk di arahkan dan suka bermain-main hingga baju mereka kotor
tapi mereka menikmati kegiatan tersebut. Steve hanya bisa mengawasi dari
pinggir lapangan dan sesekali bersin.
Steve: “Hatchoo... yare yare.”
Rio: “Masih sakit?”
Steve: “Hm.. bagaimana denganmu?”
Rio: “Sudah mendingan. Tak
bersin-bersin lagi.”
Steve: “Dokter, huh?”
Rio: “Tidak juga, Soria yang bukan
dokter saja tidak sakit.”
Steve: “Aku yakin ada sesuatu yang
membuatnya tidak sakit.”
GLEK. Rio salah menyebutkan objek pembicaraan. Steve yang tahu
telah terjadi sesuatu hanya tersenyum simpul melihat Rio yang mulai kikuk.
Steve: “Ketika dia pulang ke rumah
ia tak cerita tentang apapun.”
Rio: Eh?”
Steve: “Tapi dari yang aku tahu, jika ada orang yang menerobos
hujan pada hari itu pasti akan basah kuyup. Tapi hal itu tak belaku pada Soria.
Pasti.. ada yang melindunginya dari hujan sampai rela sakit.”
Rio cukup terkesima. Terkadang ia tak mengerti kenapa Steve bisa
mengetahui apa yang terjadi tanpa melihat langsung kejadiannya. Sudah 4 jam
berlalu dan akhirnya semua pekerjaan selesai. Semua siswa dan guru-guru beserta
staff menikmati hidangan yang telah tersaji. Tentu saja makanan di sponsori
oleh Soria sebagai pemilik sekolah.
Akisa: “Setelah ini kita ke game
centre kan?”
Soria: “Tapi aku tidak ikut main
ya..”
Akisa: “Daijobu, yang penting aku
puas main dan bisa mendapatkan nendoroid idamanku.”
Teman-teman Akisa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan
dirinya. Usai memastikan semua siswa sudah pulang, guru-guru dan staff sekolah
juga pamit pulang.
Rio:”Setelah ini kalian mau kemana?”
To Be Continued~
Gomen ne terlalu pendek hehehe see ya on next chapter~
Bye bye~