Tuesday, September 12, 2017

Game Center Chp.8



Yahooo Minnea-changg!!!
Konbanwa! ogenki desuka???

Nah, I hope all of you is in your best condition... ^_^

Enjoyy the new chapter okhayyy!!!

Riyuka: “Aku sudah memutuskan akan kuliah di Jepang. Kyoto University sudah mencuri hatiku.”

Arisa: “Jurusan apa?”

Riyuka: “Desain Arsitektur untuk gelar pertama dan Adminitrasi Perkantoran untuk gelar kedua.”

Akisa: “Aku juga akan kuliah di Jepang. Aku akan mengambil jurusan Keperawatan di Tokyo University.”

Arisa: “”Belajarlah yang rajin Akisa-kun!”

Akisa: “HAII.”

Soria:  “Kalian akan pulang, ya? Iya juga ya.. aku juga merindukan Jepang. Kue mochi buatan Oka-san.”

Tes.. bulir-bulir ai mata jatuh dengan mudahnya dari mata Soria dan membuat teman-temannya terkejut. Soria memang jarang pulang ke Jepang semenjak mendapat beasiswa bersekolah di Korea. Alasannya selalu sama ‘aku tidak ingin membuat mereka kerepotan menyambut kedatanganku setiap kali pulang. Aku akan terus menghubungi mereka setiap hari.’

Soria: “Kenapa aku.. menangis?”

Arisa: “Daijobu. Itu hal yang biasa terjadi saat kau  merindukan sesuatu. Jangan ditahan, menangislah..” (merangkul Soria)

Akisa: “Perasaan wanita itu selalu berubah-ubah.”

Arisa: “Diamlah Akisa! Kau ini memang menyebalkan.”

Akisa: “Kenapa Onee-san yang marah? Sudahlah Soria, kau bisa kembali jika kau mau dan aku bisa makan dirumahmu lagi.”

Riyuka: “Yang ada dikepalamu hanya makan saja.”

Soria: “Arigatoo.”

Arisa: “Selesai bernostalgia, bagaimana kalau kita istirahat sebentar. Sudah dua jam kita mengerjakan miniatur ini.”

Akisa: “Ide bagus, aku juga sudah lapar.”

Arisa: “Dasar! Kau ini memang tukang makan.”

Soria: “Hihihi.. apakah tidak apa-apa diselesaikan hari ini?”

Akisa: “Daijobu. Lebih cepat lebih baik. Lagipula lombanya dua hari lagi. Miniaturnya ditinggal disini saja, biar aku yang bawa ke tempat lomba.” (berjalan menuju dapur)

Arisa:  “Yosh, serahkan pada kami.”

Mereka mengerjakan miniatur sekolah tersebut sampai malam. Usai pamit pada keluarga Akisa, Soria pulang ke apartemen dengan kendaraan umum. Setibanya di apartemen, Soria menemukan sosok penghuni lainnya sedang duduk di sofa ruang tamu sambil memegang handphone. Rio menunggunya pulang.

Rio: “Kau tak bilang sampai malam. Aku bisa menjemputmu. Terlebih lagi kau meninggalkan handphonemu di apartemen.”

Soria: “Gomenasai membuatmu khawatir. Christine eonni sudah pulang?”

Rio: “Dia sudah pulang tadi sore. Duduklah, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

Soria mendudukkan dirinya disamping Rio. Rio duduk menghadap Soria. Berulang kali Rio menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.

Rio: “Dua hari lagi aku akan pergi ke Hawaii.”

DEG. Soria seperti  tersengat listrik. Itu artinya bertepatan dengan perlombaannya dan Rio tak bisa hadir.

Rio: “Aku tahu Hawaii terlalu jauh dan aku juga khawatir meninggalkanmu, tapi-“

Soria: “Pergilah.”

Rio: “Eh?”

Soria: “Tak apa.  Pergilah. Aku akan baik-baik saja. Aku  akan terus memberimu kabar. Ini demi karirmu juga, kan? Aku tahu kau melakukan ini juga untukku.”

Rio: “Kau ini.. apakah takdir tak salah mempertemukanmu dengan orang biasa sepertiku.” (menangkup wajah Soria dengan kedua tangan)

Soria:”Entahlah”

Rio: “Berjanjilah padaku, kau tak kan jalan dengan laki-laki lain selain temanmu, Akisa, dan kau harus ada disini saat aku kembali dari Hawaii. Ingat! Aku kembali hanya untukmu saja. Bukan orang lain.”

Soria: “Ne~ aku akan menunggu. Kau juga jangan macam-macam disana.”

Rio: “Ne.”


Yakkk akhirnya hari ini biisa post... demo sa~ mungkin post berikutnya akan sangat terlambat karena tugas sangat-sangat banyak dan tidak bisa ditunda sebelum menumpuk dan menjadi gunung Everest. The day when I couldn't sleep much is coming... but for me it's funny and I like to do it with all my strength (sorry..I'm sleepy and in a hurry).

Jaaa na~ see you on the next post muehehehe~ :3

No comments:

Post a Comment