Thursday, September 7, 2017

Game Center Chp.7



Game Center

-Game of Hurt-

Baru 3 bulan Rio dan Soria menjalin hubungan yang lebih dari sekedar orang  yang saling kenal dan patungan bayar apartemen yang ditinggali. Lebih dari itu. Dan tantangan dari game baru saja akan dihadirkan dalam hubungan mereka. Hari itu adalah hari libur langka yang mereka dapat jadi baik Soria maupun Rio sama-sama tidak keluar apartemen.

Rio: “Soria, hari ini temanku akan datang kemari untuk urusan pekerjaan, bisakah kita.. berpura-pura menjadi saudara? Tidak mungkin mengatakan padanya kalau kau adalah pacarku sementara kita tinggal di apartemen yang sama. Orang akan mengira yang bukan-bukan. Aku janji tidak akan lama.”

Rio bekerja sebagai model dan Soria tahu kalau Rio punya penggemar. Karier dalam dunia model Rio sama saja seperti kebanyakan orang dan mau tidak mau mereka harus menyembunyikan pacar mereka untuk alasan tertentu. 

Soria: “Baiklah, untuk keadaan seperti ini saja.”

Rio: “Kammsahabnida, tolong siapkan cemilan dan minumannya. Aku akan menjemputnya.” (mencium puncak kepala Soria)

Rio pergi menjemput teman kerjanya. Ada perasaan tidak enak tentang rekan kerja Rio yang akan Soria temui. Soria agak sulit berinteraksi dengan orang lain di Korea karena ia lahir dan dibesarkan di Jepang. Namun Soria tetap berusaha menenangkan pikirannya. Soria segera membersihkan ruang tamu dan menyiapkan cemilan lengkap dengan minumannya. Dia ada janji hari ini untuk pergi ke rumah Akisa menyelesaikan proyek lomba yang ia ikuti.

Soria: “Geurae, makanan dan minumannya sudah siap. Kali ini Rio tak bisa melarangku pergi ke rumah Akisa.”

CKLEKK. Terdengar suara pintu dibuka. Rio masuk dengan seorang wanita yang lebih tinggi dari Soria dan memiliki rambut yang indah meskipun pendek. Wanita itu terlihat penuh gaya.

Rio: “Tadaima.”

Soria: “Okaeri~” (menghampiri Rio)

Rio: “Soria,  perkenalkan ini Christine, rekan kerja sekaligus sahabatku.”

Christine: “Hai, Christine imnida. Kau adiknya Rio, ya?” (mengulurkan tangan)

Soria: “Hai, Soria imnida. Ne, silahkan masuk. Oh, iya, Rio aku ada janji kerja kelompok dengan teman-temanku.” (menyambut uluran tangan)

Rio: “Dengan siapa? Eodileo?”

Soria: “Err.. dirumahnya Akisa. Sudah kubuatkan makan siang. Mianhae tidak bisa menemani Christine Eonni hari ini.”

Christine: “Ah, gwenchanayo. Hati-hati dijalan. Apa perlu diantar Rio?”

Soria: “Tidak perlu, temanku sudah menjemputku. Anyeong.”

Soria pergi menuruni apartemen dan menghampiri Akisa yang sudah menunggu dengan motornya di depan gedung apartemen.

Akisa: “Kau yakin tak apa pergi denganku? Nanti kakak bohonganmu itu akan menjemputmu seperti kemarin. Itu membuatku merinding. Aku tahu kau dengan sangat baik dan sudah berteman lama. Dia tidak pandai berbohong.”

Soria: “Aku sangat yakin. Lagipula ia sedang ada tamu jadi tak akan pergi kemana-mana. Gomen ne untuk yang kemarin.”

Akisa: “Daijobu, uang yang ia berikan kemarin lebih dari cukup. Pakai helmmu!”

Soria: “Haii. Ayo jalan!” (duduk di belakang Akisa)

Rio dan Christine sibuk membicarakan pekerjaan dan karir Rio sebagai model. 

Christine: “Jadi, untuk pemotretan musim panas kita akan pergi ke pulau Jeju atau Hawaii? Ini tawaran dari brand terkenal di Korea.” (menyesap teh)

Rio: “Aku memilih ke pulau Jeju saja. Hawaii terlalu jauh dan aku tidak bisa meninggalkan Soria sendirian di apartemen.”

Christine: “Kau terlalu overprotektif Rio, dia sudah besar dan  sebentar lagi akan kuliah. Kau tahu, terkadang bersikap terlalu sayang itu tidak baik. Ia punya dunianya sendiri.”

Rio: “Dia itu penting untukku, Christine.”

Christine: “I know it Rio, tapi semua yang kau lakukan ini untuknya juga, kan? Dia adik perempuan kesayangmu, bukan? Aku yakin ia pasti mengerti. Jika kita ke Jeju bayarannya tak setinggi di Hawaii.”

Rio: “Haah, baiklah, kita ke Hawaii.”

Christine: “Nah, itu baru bagus! Rekanmu kali ini adalah Rose Lee. Model yang sedang naik dalam dunia model sama sepertimu. Urusan bagaimana Soria.. kau bisa menghubunginya setiap saat ketika di Hawaii.”

Rio: “Ne, aku akan katakan padanya ketika ia telah tiba disini.”

Mereka melanjutkan percakapan dengan cukup serius. Setibanya di rumah Akisa, Soria langsung disambut oleh kakak perempuan Akisa. Arisa.

Arisa: “Okaeri Soria. Lama tak bertemu.” (menghampiri Soria)
 
Soria: “Haii, onee-san.”

Arisa: “Ayo masuk! Aku akan membantu mengerjakan proyek kalian ini. Riyuka sudah menunggu di dalam.”

Akisa: “Honto ni? Sankyu Onee-san.”

Arisa: “Haii. Tinggal sedikit lagi pasti selesai.”

Mereka masuk ke dalam rumah dan mulai mengerjakan miniatur sekolah yang cukup besar. Sekolah menjadi pilihan mereka karena letak tanah yang disediakan cukup jauh dari pusat kota. Hadiah untuk pemenang lomba membuat miniatur ini adalah pembuatan bangunan aslinya di lahan yang sudah disediakan pihak acara. Lomba ini diikuti dari beragam sekolah di seluruh provinsi di Jepang.

Arisa: “Enam minggu lagi kalian akan ujian kelulusan, kan?”

Soria: “Ne, ada apa Onee-san?”

Arisa: “Kau akan kuliaah dimana?”

Soria: “Entahlah, apakah akan kuliah di Jepang atau Korea.”



*Yoyoyoyo.... akhirnya Tory kambek lagiiii akhirnyaaaaa. mumpung tugas belum banyak marilah kita nikmati post dari Tory yang semoga berfaedah ini. hahaha~ 

Thanks to your support... I hope I can show you more faedah and more surprise post 

bye~ bye~ sampai jumpa besoookkkk hehehe

No comments:

Post a Comment