Sunday, January 14, 2018

Game Center Chp.10



Eyyooo Minna-chang~
Tory kambek egen...

Sorry for late update I'm really busy. There is never a holiday for me T.T
Halah, Tory kebanyakan cing cong udah nih ya Tory cusss kasih chap 10 untuk Game Center... selamat membaca~



"Is it you... my dearest future?"

Rio: “Aku hanya ingin bertemu dengannya. Itu saja, selanjutnya terserah padanya. Sebentar saja.”

Riyuka: “Akan aku tanyakan padanya. Jika ia tak  mau bertemu denganmu, aku tak bisa berbuat lebih banyak.”

Rio: “Aku hanya ingin pada akhirnya ia tahu bahwa ia sangat berharga.”

Riyuka: “Semampuku.” (tersenyum)

Riyuka berpikir selama perjalanan pulang ke rumah. Itu artinya ia harus mengungkit-ungkit masalah ini lagi pada sahabatnya itu. Mungkin, cinta di zaman sekarang penuh dengan kebohongan yang sebenarnya adalah fakta sesungguhnya.

--------skip--------

Soria tetap bekerja di restoran cepat saji pada sore hari hingga malam. Semua demi cita-citanya. Sesekali ia berkunjung ke tempat pembangunan gedung sekolah yang dirancang bersama 2 sahabatnya. Bangunan itu akan selesai dalam waktu 5 tahun karena sangat besar. Dan dalam waktu 5 tahun itu Soria bertekad akan meraih gelar sarjana sebanyak 2 kali.

Soria: “Pasti! Aku akan mewujudkan semua cita-citaku menjadi kenyataan dalam waktu yang sudah aku targetkan. Pasti bisa!”

5 tahun telah berlalu semenjak Soria dan teman-temannya lulus dari SMA.

Riyuka: “Ya Tuhan, kau sudah lulus lagi!”

Soria: “Seperti yang kau lihat! Ah, aku akan berangkat ke Seoul besok. Kau harus ikut!”

Riyuka: “Tentu saja. Lagipula aku merindukan sekolah lama..”

Soria: “Semoga kita masih dikenali dan di izinkan masuk.”

Riyuka: “Hei, bukankah besok Akisa akan ke Seoul juga? Dia bilang mau menemui kakaknya.”

Soria: “Honto desuka? Wah, serasa nostalgia masa SMA. Sekalian kita meresmikan gedung sekolah baru.”

Riyuka: “Syukurlah gedung selesai tepat waktu.”

Soria: “Aku sangat berterimakasih pada pihak yang menyelenggarakan lomba tersebut dan pada orang-orang yang sudah membantu kita.”

Riyuka: “Kau akan menetap disana lagi? Padahal kau bisa mengurus sekolah itu dari Jepang saja.”

Soria: “Ya.. itu juga karena kalian memaksaku menjadi kepala sekolah di sekolah itu. Tentu aku akan sangat merindukan rumahku, tapi aku tahu kalau kedua orangtuaku menginginkan yang terbaik untukku. Lagipula sudah banyak yang mengajukaan surat lamaran.”

Riyuka: “Padahal kau bilang ingin kuliah di jurusan kedokteran. Sekarng kau jadi lulusan Pendidikan dan Sastra Perancis. Sangat diluar dugaan.”

Soria: “Yah.. semenjak aku mengajar paruh waktu di TK dulu aku jadi tak tertarik pada dunia kesehatan.”

Riyuka: “Pengalaman yang mengubah masa depan? Kau lucu sekali hahaha... ayo kutraktir makan bersama keluargamu untuk merayakan kelulusanmu yang kedua kalinya. Setelah itu mengemasi barang untuk keberangkatan besok.”

Soria: “Ide bagus! Lalu menghubungi Akisa agar tak terlambat besok pagi. Oh, jangan lupa memesan tiket!”

Sementara di negara sebelah, tepatnya di sebuah apartemen seorang pria sedang berkutat mati-matian dengan 3 buku tebal yang harus ia  pahami isinya secepat mungkin.

Christine: “Berjuanglah! Kau pasti lulus tahun ini. Keggalan di tahun lalu tak boleh mematahkan semangatmu.”

Rio: “Berisik! Aku sedang konsentrasi belajar.”

Christine: “M-Mianhae Rio.”

Rio: “Ck.” (membenarkan ikat kepala)

Christine: “Oh, iya, seminggu lagi kau ada praktek ke sekolah yang jaraknya agak jauh dari sini,         kan?”

Rio: “Ne, memangnya kenapa?”

Christine: “Itu sekolah untuk anak SD, ya?”

Rio: “Dari yang aku tahu sekolah itu juga memiliki TK dan SMP. Ada apa memangnya?”

Christine: “Kau tak akan menyakiti mereka dengan jarum suntik bukan? Atau kau akan menjdi penunggu UKS sekolah dan anak-anak itu akan menyebutmu ‘OM DOKTER PENGHUNI RUANG KESEHATAN’ (efek petir + teriakan imajiner).

Rio: “Siapa yang akan tinggal di ruang kesehatan! Memangnya aku tak mencari Soria?”



Christine: “Ne~ kau sangat serius mencari dirinya sampai-sampai kuliah kau korbankan. Bukankah kau berjanji akan lulus secepatnya? Bagaimana jika kau betemu dengannya nanti? Ia mungkin sudah memiliki dua gelar dan menjadi orang sukses.”

Rio P.O.V: “Itu benar. Seperti apa keadaannya sekarang? Apakah ia baik-baik saja? Apakah semua impiannya sudah tercapai?”

Christine: “Hoi! Lanjutkan belajarmu! Nantu kau tidak lulus lagi seperti tahun kemarin!” (memukul kepala Rio dengan penggaris plastik)

Rio: “Aku tahu.”

Christine: “Jaraknya jika ditempuh dengan mobil mungkin bisa dua setengah jam. Tapi kalau naik motor, kau bisa tempuh dalam waktu satu setengah jam perjalanan.”

Rio: “Kalau begitu aku  akan naik motor saja.”

Christine: “Hm, kau pernah bilang kalau Soria sangat suka pergi mengendarai motor.”

Rio: “CHRISTINE, AKU SEDANG BELAJAR!”

Keesokan harinya, Soria, Akisa, dan Riyuka tiba di Seoul dengan barang bawaan yang cukup banyak untuk mempersiapkan acara peresmian gedung sekolah. Mereka akan tinggal di rumah yang dibeli oleh orangtua Soria agar ia tak perlu menempuh jarak jauh menuju sekolah.

Soria: “Ada banyak perlengkapan sekolah yang harus dibeli.”

Akisa: “Untuk urusan konsumsi serahkan saja padaku!”

Riyuka: “Kau hanya akan mengkorupsi jumlah makanan yang ada.”

Akisa: “Itu kan waktu SMA.”

Riyuka: “Waktu kuliah kau juga begitu! Temanmu sendiri yang menceritakannya.”

Akisa: “Hee? Honto? Aku lupa.”

Soria: “Yang kita pikirkan sekarang hanya makanannya saja. Selebihnya sudah dibantu oleh Arisa-nee. Yah, aku jadi merepotkan banyak orang.”

Akisa: “Ngomong-ngomong, penampilanmu sekrang lebih dewasa ya.. terlihat berwibawa.”

Soria: “Yah.. belakangan ini aku suka gaya berpakaian rapi seperti bangsawan.”

Riyuka dan Akisa hanya bisa saling mentap heran. Mereka bisa memaklumi cara berpakaian teman mereka yang satu itu. Soria suka berpakaian sesuai keadaan.

Riyuka: “Jadi, kapan cara penerimaan siswa baru akan dilaksanakan?”

Soria: “Lusa. Dan esoknya upacara penerimaan siswa baru.”

Riyuka: “Haii.  Aku akan membantu kok.”

Soria: “Arigatoo.”

Riyuka: “Bagaimana jika malam ini kita jalan-jalan sambil memikirkan konsumsi apa yang cocok  untuk lusa? Aku juga sudah meminta saran pada teman-teman lama.”

Akisa:”Aku ikut!”

Riyuka: “Mattaku, haii haii.”

Rio benar-benar giat belajar. Ia sudah tidak mau gagal lagi. Tahun lalu sudah ia habiskan untuk berkuliah sambil mencari Soria hingga ke Jepang namun tak juga menemukan gadis itu. Tokk.. Tokk Tokk.

Rio: “Nuguya?”

“Rose Lee.”

Rio beranjak dari sofa menuju pintu dan membukanya. Ia mempersilahkan Rose masuk.

Rose: “Apa aku mengganggu waktu belajarmu?”

Rio: “Tak apa. Aku baru saja selesai belajar.”

Rose:  “Kau kelihatan pucat. Ini, kubawakan nasi goreng bayam kesukaanmu dan juga beberapa cemilan. Kuharap kau tidak keberatan menerimanya.”

Rio: “Tentu saja tidak.  Kau membuatnya sendiri?”

Rose: “Um.. ne.”

Rio: “Kamsahabnida. Kau terlalu sering kesini dengan membawakan makanan, tidak apa-apa?”

Rose: “Cheonmaneyo. Jadi, apa ada kabar tentang adikmu?”

Rio: “Belum ada.”

Rose: “Semoga lekas bertemu. Aku yakin dia juga merindukanu.”

Rio: “Ne. Ayo makan besama!”

Rose: “Ne.”

Rio dan Rose makan malam bersama. Keesokkan harinya acara peresmian gedung sekolah berjalan dengan baik hingga selesai.

Soria: “Syukurlah acara berjalan dengan lancar.”

Riyuka: “Ne, dan sepertinya Akisa sudah kelelahan memakan semua makanan.”



Soria: “Yare yare, dia masih seperti dulu. Mulai besok aku akan meminta Steve meengatur jadwal untuk sekolah selama beberapa bulan ke depan karena ia juga mengurus beberapa hal disini.”





YAhhh Tory akan kombek sesuai jadwalll jangan lupa saran dan kritik readers sekalian yaaa Tory bener-bener nggak sangka pengunjung blog ini banyak jugaa hahaha ^^ jaa matta ne~


No comments:

Post a Comment