Soria menyodorkan
sebuah kotak bekal pada Rio. Rio mengambil kotak bekal tersebut, membukanya,
dan membuangnya ke tempat sampah. Soria sedikit kaget. Sudah sejak subuh mereka
bertengkar dan tak kunjung selesai.
Yakkk... Gomen ne~ ini sudah kemalaman tapi tak apa. siapa tahu ketika kalian para readers bangun pagi dan membaca chapter ini bakal disambut hari yang indah. But.. don't forget to prepare for your school first or you'll be late!!!
Okkeh... langsung saja check out!
Will You Come to Me? So, we can go together with another relationship?
Chapter 4 Starto!
Rio: “Kau
pikir aku anak kecil? Membawa bekal hanyalah seorang pengecut!” (sambil pergi
keluar dan membanting pintu)
Soria: “Waeyo? Apanya yang salah?”
Soria
membersihkan tempat sampah tersebut. Ia tak tahu sampai kapan mereka bisa satu
apartemen. Soria pergi ke supermarket terdekat untuk membeli keperluan memasak
karena masih libur. Pandangannya
terhenti pada sebuah brosur yang tertempel di kaca toko yang ia lewati sepulang
dari belanja. Brosur tersebut menyampaikan bahwa sedang dibutuhkan tenaga
pengajar untuk sebuah TK yang terletaak agak jauh dari apartemen yang ia
tempati. Soria tak mau menyia-nyiakan kesempatan seperti ini ia sudah bertekad
akan mengajukan lamaran hari ini juga seusai membereskan apartemen. Hari sudah
siang dan Soria bersiap menuju TK, ia juga
sudah memasak makan malam untuk Rio dan sudah menghubungi pihak TK yang
tertera di brosur. Sesampainya di TK...
Soria: “Mianhae, apa anda ibu guru Jane?”
Jane: “Ne, saya Jane Lee. Apakah anda yang menghubungi
saya tadi?”
Soria: “Ah, ya,
untuk mengisi waktu libur sekolah saya ingin mencoba melamar bekerja. Nama saya
Soria Chrystabelle Choi.”
Jane:
“Baiklah, silahhkan duduk dan isi formulir dan kelengkapan lamaran,
setelah itu kita bisa mulai sesi wawancara.” (tersenyum)
Soria: “Ne.”
Soria mulai mengisi formulir
sambil sesekali berbincang dengan ibu Jane.
Soria: “Kalau boleh tahu, Anda sudah berapa lama mengajar di
sini?”
Jane: “Sudah sekitar 6 tahun semenjak saya brumur 25 tahun. Anda
sendiri? Kenapa mengisi liburan dengan bekerja? Biasanya anak muda sepertimu
suka pulang ke kampung halaman atau menghabiskan waktu dengan kegiatan klub.”
Soria: “Saya memang mendedikasikan diri di sini untuk fokus pada sekolah dan memenuhi biaya hidup
sendiri. Lagipula, tahun ini adalah tahun terakhir sebagai siswi SMA.”
Jane: “Kau sangat mandiri.”
Soria selesai
mengisi formulir dan memulai sesi wawancara sambil melihat-lihat TK yang cukup
luas itu. Usai wawancara, Soria dinyatakan boleh mengajar di TK tersebut mulai
besok pagi. Sudah pukul 06.00 pm dan Soria berniat pulang, namun di tengah
perjalanan ban sepeda motornya bocor dan terpaksa harus mampir ke bengkel.
Sementara Rio sudah sampai lebih dulu di apartemen.
Rio: “Makan malam? Untukku?”
Rio menemukan
sebuah bowl pasta yang siap dipanaskan
di micowave. Rio memang belum makan malam hari ini. Ia tak mau ambil pusing dan
segera memanaskan pasta tersebut lalu makan dalam kedaan hening. Ia menoleh
pada tirai kamar Soria yang terlihat karena pintu kamar itu terbuka. Atau lebih
tepatnya pintu itu rusak dan tak bisa ditutup. Sesekali tirai kamar itu bergoyang
karena tiupan angin malam. CKLEK. Terdengar suara pintu dibuka.
Soria: “Tadaima~”
Rio: “Okaeri.”
Soria: “Eh, Oppa
sudah pulang? Sudah makan?”
Rio: “Ne. Kau sendiri sudah makan?”
Soria: “Aku baru akan membuatnya.”(mengambil beberapa bahan
dan peralatan memasak)
Rio masih
duduk di meja makan hingga Soria selesai
memasak. Usai memasak Soria langsung beranjak pergi dari dapur sambil membawa
nampan berisi makanan.
Rio: “Hei bocah.”
Soria: “Ne, ada apa?” (berhenti dan berbalik menghadap Rio)
Rio: “Makan itu di meja makan, kau mau kemana?”
Soria:
“Bukankah kemarin Oppa bilang ini apartemen Oppa? Jadi aku tidak berhak makan
di meja makan-“
Rio: “Makan disini!”
Soria: “Tapi-“
Rio: “Makan
disini! Kau bilang kita patungan untuk apartemen ini, kan? Jadi, kau juga berhak
atas apartemen ini.”
Soria pun duduk dan makan dalam
suasana hening.
Soria: “Mulai besok aku akan meninggalkan apartemen lebih
awal dan pulang malam.”
Rio: “Kerja paruh waktu?”
Soria: “Ne.”
Rio: “Eodiseo?”
Soria: “Pagi hari di sebuah TK yang lumayan jauh dari sini, dan sore
hari di sebuah restoran cepat saji.”
Rio: “Untuk apa kau bekerja keras di hari libur seperti
ini?”
Soria: “Menabung untuk biaya kuliah nantinya dan biaya
apartemen.”
Rio: “Hm..”
Soria beranjak
menuju kamarnya setelah selesai mencuci peralatan makan dan memasak diikuti Rio
yang sudah mengantuk.
Rio: “Kau.. tak punya orangtua?”
Soria: “Ada. Kenapa tiba-tiba tanya?”
Rio: “Tak apa.”
Soria: “Aku terbiasa hidup mandiri semua keluargaku tinggal
di Jepang.”
Soria berhenti
di depan tirai yang menutupi jendela kamarnya. Membiarkan cahaya bulan menembus
lapisan bening yang terpasang disana. Ia membiarkan angin lembut menerpa
kulitnya.
Rio: “Angin malam itu tidak baik. Tutup jendelanya!”
Soria menoleh
lalu tersenyum sambil mengangguk. Saat itulah Rio mendadak lupa cara bernafas.
Ia akui jika pemandangan yang ia lihat sekarang sungguh cantik.
Rio P.O.V: “Kau cantik meskipun bawel.” (berjalan menuju
kamarnya)
Keesokan
paginya apartemen itu sudah kehilangan salah satu penghuninya. Sarapan untuk seorang
penguni lainnya sudah tersaji di atas meja makan.
Rio: “Lagi-lagi sudah dibuatkan sarapan.”
Yakkk!!!!! To Be Continue...
See you tomorrow!
*emang kita bakal ketemu Torr?*
Iya.. di blog ini sih
*pokerface*
No comments:
Post a Comment