Tuesday, July 18, 2017

Game Center Chp.4



Soria menyodorkan sebuah kotak bekal pada Rio. Rio mengambil kotak bekal tersebut, membukanya, dan membuangnya ke tempat sampah. Soria sedikit kaget. Sudah sejak subuh mereka bertengkar dan tak kunjung selesai.

Yakkk... Gomen ne~ ini sudah kemalaman tapi tak apa. siapa tahu ketika kalian para readers bangun pagi dan membaca chapter ini bakal disambut hari yang indah. But.. don't forget to prepare for your school first or you'll be late!!! 
 Okkeh... langsung saja check out!


Will You Come to Me? So, we can go together with another relationship? 
Chapter 4 Starto!

 
Rio: “Kau pikir aku anak kecil? Membawa bekal hanyalah seorang pengecut!” (sambil pergi keluar dan membanting pintu)

Soria: “Waeyo? Apanya yang salah?”

Soria membersihkan tempat sampah tersebut. Ia tak tahu sampai kapan mereka bisa satu apartemen. Soria pergi ke supermarket terdekat untuk membeli keperluan memasak karena masih  libur. Pandangannya terhenti pada sebuah brosur yang tertempel di kaca toko yang ia lewati sepulang dari belanja. Brosur tersebut menyampaikan bahwa sedang dibutuhkan tenaga pengajar untuk sebuah TK yang terletaak agak jauh dari apartemen yang ia tempati. Soria tak mau menyia-nyiakan kesempatan seperti ini ia sudah bertekad akan mengajukan lamaran hari ini juga seusai membereskan apartemen. Hari sudah siang dan Soria bersiap menuju TK, ia juga  sudah memasak makan malam untuk Rio dan sudah menghubungi pihak TK yang tertera di brosur. Sesampainya di TK...

Soria: “Mianhae, apa anda ibu guru Jane?”

Jane: “Ne, saya Jane Lee. Apakah anda yang menghubungi saya  tadi?”

Soria: “Ah, ya, untuk mengisi waktu libur sekolah saya ingin mencoba melamar bekerja. Nama saya Soria Chrystabelle Choi.”

Jane: “Baiklah,  silahhkan duduk  dan isi formulir dan kelengkapan lamaran, setelah itu kita bisa mulai sesi wawancara.” (tersenyum)

Soria: “Ne.”

Soria mulai mengisi formulir sambil sesekali berbincang dengan ibu Jane.

Soria: “Kalau boleh tahu, Anda sudah berapa lama mengajar di sini?”

Jane: “Sudah sekitar 6 tahun semenjak saya brumur 25 tahun. Anda sendiri? Kenapa mengisi liburan dengan bekerja? Biasanya anak muda sepertimu suka pulang ke kampung halaman atau menghabiskan waktu dengan kegiatan klub.”

Soria: “Saya memang mendedikasikan diri di sini untuk  fokus pada sekolah dan memenuhi biaya hidup sendiri. Lagipula, tahun ini adalah tahun terakhir sebagai siswi SMA.”

Jane: “Kau sangat mandiri.”

Soria selesai mengisi formulir dan memulai sesi wawancara sambil melihat-lihat TK yang cukup luas itu. Usai wawancara, Soria dinyatakan boleh mengajar di TK tersebut mulai besok pagi. Sudah pukul 06.00 pm dan Soria berniat pulang, namun di tengah perjalanan ban sepeda motornya bocor dan terpaksa harus mampir ke bengkel. Sementara Rio sudah sampai lebih dulu di apartemen.

Rio: “Makan malam? Untukku?”

Rio menemukan sebuah bowl pasta yang siap  dipanaskan di micowave. Rio memang belum makan malam hari ini. Ia tak mau ambil pusing dan segera memanaskan pasta tersebut lalu makan dalam kedaan hening. Ia menoleh pada tirai kamar Soria yang terlihat karena pintu kamar itu terbuka. Atau lebih tepatnya pintu itu rusak dan tak bisa ditutup. Sesekali tirai kamar itu bergoyang karena tiupan angin malam. CKLEK. Terdengar suara pintu dibuka.

Soria: “Tadaima~”

Rio: “Okaeri.”

Soria: “Eh,  Oppa sudah pulang? Sudah makan?”

Rio: “Ne. Kau sendiri sudah makan?”

Soria: “Aku baru akan membuatnya.”(mengambil beberapa bahan dan peralatan memasak)

Rio masih duduk di  meja makan hingga Soria selesai memasak. Usai memasak Soria langsung beranjak pergi dari dapur sambil membawa nampan berisi makanan.

Rio: “Hei bocah.”

Soria: “Ne, ada apa?” (berhenti dan berbalik menghadap Rio)

Rio: “Makan itu di meja makan, kau mau kemana?”

Soria: “Bukankah kemarin Oppa bilang ini apartemen Oppa? Jadi aku tidak berhak makan di meja makan-“

Rio: “Makan disini!”

Soria: “Tapi-“

Rio: “Makan disini! Kau bilang kita patungan untuk apartemen ini, kan? Jadi, kau juga berhak atas apartemen ini.”

Soria pun duduk dan makan dalam suasana hening.

Soria: “Mulai besok aku akan meninggalkan apartemen lebih awal dan pulang malam.”

Rio: “Kerja paruh waktu?”

Soria: “Ne.”

Rio: “Eodiseo?”

Soria: “Pagi hari di sebuah TK yang lumayan jauh dari sini, dan sore hari di  sebuah restoran cepat saji.”

Rio: “Untuk apa kau bekerja keras di hari libur seperti ini?”

Soria: “Menabung untuk biaya kuliah nantinya dan biaya apartemen.”

Rio: “Hm..”

Soria beranjak menuju kamarnya setelah selesai mencuci peralatan makan dan memasak diikuti Rio yang sudah mengantuk.

Rio: “Kau.. tak punya orangtua?”

Soria: “Ada. Kenapa tiba-tiba tanya?”

Rio: “Tak apa.”

Soria: “Aku terbiasa hidup mandiri semua keluargaku tinggal di Jepang.”

Soria berhenti di depan tirai yang menutupi jendela kamarnya. Membiarkan cahaya bulan menembus lapisan bening yang terpasang disana. Ia membiarkan angin lembut menerpa kulitnya.

Rio: “Angin malam itu tidak baik. Tutup jendelanya!”

Soria menoleh lalu tersenyum sambil mengangguk. Saat itulah Rio mendadak lupa cara bernafas. Ia akui jika pemandangan yang ia lihat sekarang sungguh cantik.

Rio P.O.V: “Kau cantik meskipun bawel.” (berjalan menuju kamarnya)

Keesokan paginya apartemen itu sudah kehilangan salah satu penghuninya. Sarapan untuk seorang penguni lainnya sudah tersaji di atas meja makan.

Rio: “Lagi-lagi sudah dibuatkan sarapan.”



Yakkk!!!!! To Be Continue...
 See you tomorrow!
*emang kita bakal ketemu Torr?*
Iya.. di blog ini sih
*pokerface*

No comments:

Post a Comment