Eyyooo Minna-chang~
Tory kambek egen...
Sorry for late update I'm really busy. There is never a holiday for me T.T
Halah, Tory kebanyakan cing cong udah nih ya Tory cusss kasih chap 10 untuk Game Center... selamat membaca~
"Is it you... my dearest future?"
Rio: “Aku hanya ingin bertemu dengannya. Itu saja,
selanjutnya terserah padanya. Sebentar saja.”
Riyuka: “Akan aku tanyakan padanya. Jika ia tak mau bertemu denganmu, aku tak bisa berbuat
lebih banyak.”
Rio: “Aku hanya ingin pada akhirnya ia tahu bahwa ia sangat
berharga.”
Riyuka: “Semampuku.” (tersenyum)
Riyuka
berpikir selama perjalanan pulang ke rumah. Itu artinya ia harus
mengungkit-ungkit masalah ini lagi pada sahabatnya itu. Mungkin, cinta di zaman
sekarang penuh dengan kebohongan yang sebenarnya adalah fakta sesungguhnya.
--------skip--------
Soria tetap
bekerja di restoran cepat saji pada sore hari hingga malam. Semua demi
cita-citanya. Sesekali ia berkunjung ke tempat pembangunan gedung sekolah yang dirancang
bersama 2 sahabatnya. Bangunan itu akan selesai dalam waktu 5 tahun karena
sangat besar. Dan dalam waktu 5 tahun itu Soria bertekad akan meraih gelar
sarjana sebanyak 2 kali.
Soria: “Pasti! Aku akan mewujudkan semua cita-citaku menjadi kenyataan
dalam waktu yang sudah aku targetkan. Pasti bisa!”
5 tahun telah berlalu semenjak
Soria dan teman-temannya lulus dari SMA.
Riyuka: “Ya Tuhan, kau sudah lulus lagi!”
Soria: “Seperti yang kau lihat! Ah, aku akan berangkat ke
Seoul besok. Kau harus ikut!”
Riyuka: “Tentu saja. Lagipula aku merindukan sekolah lama..”
Soria: “Semoga kita masih dikenali dan di izinkan masuk.”
Riyuka: “Hei, bukankah besok Akisa akan ke Seoul juga? Dia
bilang mau menemui kakaknya.”
Soria: “Honto desuka? Wah, serasa nostalgia masa SMA. Sekalian kita
meresmikan gedung sekolah baru.”
Riyuka: “Syukurlah gedung selesai tepat waktu.”
Soria: “Aku sangat berterimakasih pada pihak yang menyelenggarakan
lomba tersebut dan pada orang-orang yang sudah membantu kita.”
Riyuka: “Kau akan menetap disana lagi? Padahal kau bisa mengurus
sekolah itu dari Jepang saja.”
Soria: “Ya.. itu juga karena kalian memaksaku menjadi kepala sekolah di
sekolah itu. Tentu aku akan sangat merindukan rumahku, tapi aku tahu kalau
kedua orangtuaku menginginkan yang terbaik untukku. Lagipula sudah banyak yang
mengajukaan surat lamaran.”
Riyuka: “Padahal kau bilang ingin kuliah di jurusan kedokteran.
Sekarng kau jadi lulusan Pendidikan dan Sastra Perancis. Sangat diluar dugaan.”
Soria: “Yah.. semenjak aku mengajar paruh waktu di TK dulu aku jadi tak
tertarik pada dunia kesehatan.”
Riyuka: “Pengalaman yang mengubah masa depan? Kau lucu sekali
hahaha... ayo kutraktir makan bersama keluargamu untuk merayakan kelulusanmu
yang kedua kalinya. Setelah itu mengemasi barang untuk keberangkatan besok.”
Soria: “Ide bagus! Lalu menghubungi Akisa agar tak terlambat besok
pagi. Oh, jangan lupa memesan tiket!”
Sementara di
negara sebelah, tepatnya di sebuah apartemen seorang pria sedang berkutat
mati-matian dengan 3 buku tebal yang harus ia
pahami isinya secepat mungkin.
Christine: “Berjuanglah! Kau pasti lulus tahun ini. Keggalan di tahun
lalu tak boleh mematahkan semangatmu.”
Rio: “Berisik! Aku sedang konsentrasi belajar.”
Christine: “M-Mianhae Rio.”
Rio: “Ck.” (membenarkan ikat kepala)
Christine: “Oh, iya, seminggu lagi kau ada praktek ke
sekolah yang jaraknya agak jauh dari sini, kan?”
Rio: “Ne, memangnya kenapa?”
Christine: “Itu sekolah untuk anak SD, ya?”
Rio: “Dari yang aku tahu sekolah itu juga memiliki TK dan
SMP. Ada apa memangnya?”
Christine: “Kau tak akan menyakiti mereka dengan jarum suntik bukan?
Atau kau akan menjdi penunggu UKS sekolah dan anak-anak itu akan menyebutmu ‘OM
DOKTER PENGHUNI RUANG KESEHATAN’ (efek petir + teriakan imajiner).
Rio: “Siapa yang akan tinggal di ruang kesehatan! Memangnya
aku tak mencari Soria?”
Christine: “Ne~ kau sangat serius mencari dirinya sampai-sampai
kuliah kau korbankan. Bukankah kau berjanji akan lulus secepatnya? Bagaimana
jika kau betemu dengannya nanti? Ia mungkin sudah memiliki dua gelar dan
menjadi orang sukses.”
Rio P.O.V: “Itu benar. Seperti apa keadaannya sekarang? Apakah ia
baik-baik saja? Apakah semua impiannya sudah tercapai?”
Christine: “Hoi! Lanjutkan belajarmu! Nantu kau tidak lulus lagi
seperti tahun kemarin!” (memukul kepala Rio dengan penggaris plastik)
Rio: “Aku tahu.”
Christine: “Jaraknya jika ditempuh dengan mobil mungkin bisa dua
setengah jam. Tapi kalau naik motor, kau bisa tempuh dalam waktu satu setengah
jam perjalanan.”
Rio: “Kalau begitu aku
akan naik motor saja.”
Christine: “Hm, kau pernah bilang kalau Soria sangat suka
pergi mengendarai motor.”
Rio: “CHRISTINE, AKU SEDANG BELAJAR!”
Keesokan
harinya, Soria, Akisa, dan Riyuka tiba di Seoul dengan barang bawaan yang cukup
banyak untuk mempersiapkan acara peresmian gedung sekolah. Mereka akan tinggal
di rumah yang dibeli oleh orangtua Soria agar ia tak perlu menempuh jarak jauh
menuju sekolah.
Soria: “Ada banyak perlengkapan sekolah yang harus dibeli.”
Akisa: “Untuk urusan konsumsi serahkan saja padaku!”
Riyuka: “Kau hanya akan mengkorupsi jumlah makanan yang
ada.”
Akisa: “Itu kan waktu SMA.”
Riyuka: “Waktu kuliah kau juga begitu! Temanmu sendiri yang
menceritakannya.”
Akisa: “Hee? Honto? Aku lupa.”
Soria: “Yang kita pikirkan sekarang hanya makanannya saja. Selebihnya
sudah dibantu oleh Arisa-nee. Yah, aku jadi merepotkan banyak orang.”
Akisa: “Ngomong-ngomong, penampilanmu sekrang lebih dewasa
ya.. terlihat berwibawa.”
Soria: “Yah.. belakangan ini aku suka gaya berpakaian rapi
seperti bangsawan.”
Riyuka dan
Akisa hanya bisa saling mentap heran. Mereka bisa memaklumi cara berpakaian
teman mereka yang satu itu. Soria suka berpakaian sesuai keadaan.
Riyuka: “Jadi, kapan cara penerimaan siswa baru akan
dilaksanakan?”
Soria: “Lusa. Dan esoknya upacara penerimaan siswa baru.”
Riyuka: “Haii. Aku
akan membantu kok.”
Soria: “Arigatoo.”
Riyuka: “Bagaimana jika malam ini kita jalan-jalan sambil memikirkan
konsumsi apa yang cocok untuk lusa? Aku
juga sudah meminta saran pada teman-teman lama.”
Akisa:”Aku ikut!”
Riyuka: “Mattaku, haii haii.”
Rio
benar-benar giat belajar. Ia sudah tidak mau gagal lagi. Tahun lalu sudah ia
habiskan untuk berkuliah sambil mencari Soria hingga ke Jepang namun tak juga
menemukan gadis itu. Tokk.. Tokk Tokk.
Rio: “Nuguya?”
“Rose Lee.”
Rio beranjak dari sofa menuju
pintu dan membukanya. Ia mempersilahkan Rose masuk.
Rose: “Apa aku mengganggu waktu belajarmu?”
Rio: “Tak apa. Aku baru saja selesai belajar.”
Rose: “Kau kelihatan pucat. Ini,
kubawakan nasi goreng bayam kesukaanmu dan juga beberapa cemilan. Kuharap kau
tidak keberatan menerimanya.”
Rio: “Tentu saja tidak.
Kau membuatnya sendiri?”
Rose: “Um.. ne.”
Rio: “Kamsahabnida. Kau terlalu sering kesini dengan
membawakan makanan, tidak apa-apa?”
Rose: “Cheonmaneyo. Jadi, apa ada kabar tentang adikmu?”
Rio: “Belum ada.”
Rose: “Semoga lekas bertemu. Aku yakin dia juga
merindukanu.”
Rio: “Ne. Ayo makan besama!”
Rose: “Ne.”
Rio dan Rose
makan malam bersama. Keesokkan harinya acara peresmian gedung sekolah berjalan
dengan baik hingga selesai.
Soria: “Syukurlah acara berjalan dengan lancar.”
Riyuka: “Ne, dan sepertinya Akisa sudah kelelahan memakan
semua makanan.”
Soria: “Yare yare, dia
masih seperti dulu. Mulai besok aku akan meminta Steve meengatur jadwal untuk sekolah selama beberapa bulan ke depan karena ia juga mengurus beberapa hal disini.”
YAhhh Tory akan kombek sesuai jadwalll jangan lupa saran dan kritik readers sekalian yaaa Tory bener-bener nggak sangka pengunjung blog ini banyak jugaa hahaha ^^ jaa matta ne~
No comments:
Post a Comment