I know that you really miss my new post and wait for them every day and night *Ya ampun Torr berenti* *Iye gue berenti basa -basi ntar keburu basi beneran*.
Okay.. here's the first chapter. don't forget to leave comment okay... ^^
Game
Center
By
Victorya Seijuurou
Dia. Gadis itu
sedang bersama temannya di sebuah game center dengan seifuku berlengan pendek
yang dilapis sweater tanpa lengan berwarna biru pucat. Rambutnya dikuncir dua.
Temannya yang memakai seifuku sama
dengan gadis itu adalah temannya. Gadis berkacamata dan rambutnya tergerai
lurus sepinggang. Mereka sedang membeli 50 koin untuk bermain di tempat itu.
Soria Choi dan Riyuka Kim nama kedua gadis itu.
Soria : “Baiklah, kita habiskan koin ini!”
Riyuka :
“Aku sedang tidak mood main game hari ini, sudah lima hari berturut-turut kita
ke game center ini dan aku mulai mual.”
Soria : “Ayolah
Riyuka,aku sangat menginginkan boneka beruang besar itu.”
Riyuka : “Kenapa
kau tak membelinya saja di toko boneka? Dengan begitu kau tak perlu susah-susah
datang kemari demi seonggok boneka beruang besar yang penuh bulu.”
Soria : “Boneka beruang biru muda itu hanya ada DI
SINI, Riyuka. Tak ada di tempat lain.”
Riyuka :
“Ne, ne, aku akan menemanimu
mengumpulkan kertas kupon itu, tapi ini yang terakhir kalinya ya? Jika kau tak dapat bonekanya kita tak akan pernah
kesini lagi. Deal?”
Soria : “Deal.”
Mereka
berjabat tangan lalu mencari stand game untuk dimainkan. Game center itu selalu
ramai setiap harinya terutama saat hari libur. Soria baru mendapatkan 100
kertas kupon. Untuk mendapatkan boneka beruang yang ia inginkan perlu 1000
kupon. Pilihannya tertuju pada arcade game berhubung ia sudah sering main
arcade game dan ia mempertaruhkan koin terakhirnya pada game itu. Soria sudah memilih
lagu dan mulai mengikuti gerakan pada layar. Sementara Riyuka menjaga tas
mereka di bangku pengunjung. Tiba-tiba seorang pria berusia sekitar 20-an
bermain arcade game di sebelah Soria dengan lagu yang sama. Karena arcade game
banyak peminatnya otomatis mereka jadi tontonan orang-orang yang antri ingin
memainkan game itu juga. 2 menit kemudian game selesai dan kupon mulai keluar.
Soria : “Keluarlah
kuponku sayang.. keluarlah yang banyak sampai 900 kupon...”
Orang-orang
yang berada di sekitar arcade game itu memandang takjub pada kertas kupon yang
tak berhenti keluar. Kupon Soria berhenti di angka 500 dan kupon pria di
sebelahnya berhenti di angka 1000. Soria mulai was-was jika pria di sebelahnya
ini akan merebut boneka beruangnya. Soria dan Riyuka pergi ke kasir untuk
menukarkan kupon yang hanya terkumpul 600 lembar saja.
Soria : “Bisakah kau
menyimpan boneka iitu? Kumohon..”
Soria berusaha
membujuk penjaga kasir wanita itu dengan jurus wajah sok innocent namun tetap
tak mempan.
Cashier :
“Mianhae, aku tahu kau sangat menginginkannya dan datang kesini setiap hari,
tapi aku tidak bisa. Ketentuannya adalaah siapa yang memiliki 1000 kupon akan
mendapat boneka ini.”
Riyuka : “Sudahlah, mungkin kau memang tak berjodoh dengan
boneka ini.”
Tiba-tiba
suara baritone seorang pria menginterupsi percakapan mereka. Soria menoleh ke
sumber suara dan mendapati pria yang bermain arcade game di sebelahnya tadi
berdiri di sampingnya. Postur tubuhnya tinggi dan proporsional dengan rambut
hitam pekat dan ekspresi datar.
“Aku ingin menukarkan kuponku.”
Cashier : “Silahkan. Berikan kupon anda.”
Kasir tersebut
mulai menghitung kupon milik pria itu dengan mesin khusus. Kuponnya pas 1000
lembar. Soria dan Riyuka hanya bisa cengo.
Riyuka p.o.v : “Orang ini berbakat main arcade game.”
Cashier : “Chukkae! Anda mendapatkan boneka ini.”
Sang kasir
memberikan boneka beruang impian Soria yang setinggi anak umur 7 tahun kepada
pria itu. Soria hanya bisa menatap nanar pada boneka yang sudah berada dalam
pelukan pria itu. Riyuka tahu benar temannya itu sangat menginginkan boneka
itu. Kemudian pria itu menyodorkan boneka beruang itu ke hadapan Soria.
“Ini. Untukmu saja.”
Soria : “Huh?”
“Kau tuli? Kau
boleh ambil boneka ini. Lagipula untuk apa seorang pria memelihara boneka
beruang.”
Soria
menyambut boneka itu sambil tertegun. Pria itu tak berkata apa-apa lagi dan
langsung pergi keluar dari game center. Tersadar dari keterkejutannya Soria
lupa berterima kasih.
Soria : “R-Riyuka,
kau boleh pilih hadiah untukmu. Kuponku untukmu. Aku mau pergi sebentar.”
Riyuka : “Eh? Oi- Soria!”
Soria sudah
berlari keluar dari game center sambil menggendong boneka beruang besar itu. Ia
mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuur jalan. Matanya terpaku pada sosok pria tinggi yang berbalut
coat berwarna coklat dan syal berwarna biru donker yang sedang berjalan menjauh.
Soria berusaha mengejar orang itu sambil memanggilnya.
Soria : “Hei, kau! Tuan
beruang! Heii!”
Berhasil. Pria itu berhenti dan
menoleh ke belakang dengan wajah malas.
“Mwoya?”
Soria : “Er.. itu,
kenapa kau memberikan boneka ini padaku?”
“Bukankah tadi sudah kukatakan? Untuk
apa seorang pria menyimpan boneka? Kau boleh mengambilnya secara Cuma-cuma.”
Soria : “H-Hajiman..
aku ini stranger.”
“Aku sudah terbiasa dengan stranger.
Kau kenapa masih pakai seragam sekolah? Bolos?”
Soria : “Enak saja!
Aku tidak pernah bolos. Aku lupa kalau hari ini hari libur jadinya begini.”
“Kau bahkan tak memakai penghangat.”
Soria : “A-Aku sudah
terbiasa dengan cuaca dingin. Eh, kamsahabnida untuk boneka ini.”
“Gwenchanayo.. kau sepertinya bukan
orang Korea.”
Soria : “Aku setengah
Jepang. Err.. siapa namamu?”
“Kau sangat tidak sopan. Namaku
Rio Jung. Aku sudah kuliah dan kelahiran 1995. Anyeong..”
Rio berjalan pergi
namun beberapa langkah kemudian berhenti dan berbicara tanpa menoleh.
Rio : “Siapa
namamu?”
Soria : “Naneun
Soria Christabelle Choi.”
Rio langsung
pergi tanpa berkata apa-apa lagi. Soria mengeratkan pelukannya pada boneka
beruang biru itu.
Soria : “Rio..
ne..”
Riyuka : “Oi.. Soria!”
Soria menoleh
ke belakang dan mendapati teman dekatnya itu sedang berlari ke arahnya sambil
menenteng 2 tas dan satu keresek berisi mainan.
Soria : “Apa yang
kau pilih?”
Riyuka : “Aku memilih rumah boneka ini untuk adikku. Dia sudah lama
menginginkannya. Terima kasih untuk ini. Ayo kita pulang sekarang, kau juga
sudah dapatkan apa yang kau mau. Yokatta..”
Soria : “Geurae.”
Mereka pulang
bersama karena arah tempat hunian mereka sama. Soria tinggal di sebuah kost
sementara Riyuka tinggal di rumah sendiri. Kebetulan ayahnya sedang tugas di
Korea. Mereka adalah siswa SMA yang mendapat beasiswa bersekolah di Korea. Riyuka
adalah orang Jepang asli sementara Soria merupakan campuran Jepang-Korea-Perancis
namun ia lahir dan dibesarkan di Jepang.
Riyuka : “Bagaimana dengan kost mu?”
Soria : “Huft.. sepertinya aku
akan pindah secepatnya. Aku benar-benar tidak tahan dengan ibu kost yang selalu
mengomel tiap kali aku membawa barang-barang baru ke kamar. Padahal itu barang
milikku.”
Riyuka : “Itu
tak akan jadi masalah kalau kau membawa secukupnya dan sesuai kebutuhan. Kamarmu
malah dipenuhi koleksi tak begitu berguna.”
Soria : “Jahatnya..
itu berguna untuk mengusir kebosananku.”
To Be Continue...
hehehe... pendek ya? minggu depan bakal Tory share chap selanjutnya... *wink*
Bye Bye~
No comments:
Post a Comment