Yahooo Minnea-changg!!!
Konbanwa! ogenki desuka???
Nah, I hope all of you is in your best condition... ^_^
Enjoyy the new chapter okhayyy!!!
Riyuka: “Aku sudah memutuskan akan kuliah di Jepang. Kyoto
University sudah mencuri hatiku.”
Arisa: “Jurusan apa?”
Riyuka: “Desain Arsitektur untuk gelar pertama dan
Adminitrasi Perkantoran untuk gelar kedua.”
Akisa: “Aku juga akan kuliah di Jepang. Aku akan mengambil jurusan
Keperawatan di Tokyo University.”
Arisa: “”Belajarlah yang rajin Akisa-kun!”
Akisa: “HAII.”
Soria: “Kalian akan pulang, ya?
Iya juga ya.. aku juga merindukan Jepang. Kue mochi buatan Oka-san.”
Tes..
bulir-bulir ai mata jatuh dengan mudahnya dari mata Soria dan membuat
teman-temannya terkejut. Soria memang jarang pulang ke Jepang semenjak mendapat
beasiswa bersekolah di Korea. Alasannya selalu sama ‘aku tidak ingin membuat
mereka kerepotan menyambut kedatanganku setiap kali pulang. Aku akan terus
menghubungi mereka setiap hari.’
Soria: “Kenapa aku.. menangis?”
Arisa: “Daijobu. Itu hal yang biasa terjadi saat kau merindukan sesuatu. Jangan ditahan,
menangislah..” (merangkul Soria)
Akisa: “Perasaan wanita itu selalu berubah-ubah.”
Arisa: “Diamlah Akisa! Kau ini memang menyebalkan.”
Akisa: “Kenapa Onee-san yang marah? Sudahlah Soria, kau bisa kembali
jika kau mau dan aku bisa makan dirumahmu lagi.”
Riyuka: “Yang ada dikepalamu hanya makan saja.”
Soria: “Arigatoo.”
Arisa: “Selesai bernostalgia, bagaimana kalau kita istirahat sebentar.
Sudah dua jam kita mengerjakan miniatur ini.”
Akisa: “Ide bagus, aku juga sudah lapar.”
Arisa: “Dasar! Kau ini memang tukang makan.”
Soria: “Hihihi.. apakah tidak apa-apa diselesaikan hari
ini?”
Akisa: “Daijobu. Lebih cepat lebih baik. Lagipula lombanya dua hari
lagi. Miniaturnya ditinggal disini saja, biar aku yang bawa ke tempat lomba.”
(berjalan menuju dapur)
Arisa: “Yosh,
serahkan pada kami.”
Mereka
mengerjakan miniatur sekolah tersebut sampai malam. Usai pamit pada keluarga
Akisa, Soria pulang ke apartemen dengan kendaraan umum. Setibanya di apartemen,
Soria menemukan sosok penghuni lainnya sedang duduk di sofa ruang tamu sambil
memegang handphone. Rio menunggunya pulang.
Rio: “Kau tak bilang sampai malam. Aku bisa menjemputmu. Terlebih lagi
kau meninggalkan handphonemu di apartemen.”
Soria: “Gomenasai membuatmu khawatir. Christine eonni sudah
pulang?”
Rio: “Dia sudah pulang tadi sore. Duduklah, ada yang ingin
aku bicarakan denganmu.”
Soria
mendudukkan dirinya disamping Rio. Rio duduk menghadap Soria. Berulang kali Rio
menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Rio: “Dua hari lagi aku akan pergi ke Hawaii.”
DEG. Soria
seperti tersengat listrik. Itu artinya
bertepatan dengan perlombaannya dan Rio tak bisa hadir.
Rio: “Aku tahu Hawaii terlalu jauh dan aku juga khawatir
meninggalkanmu, tapi-“
Soria: “Pergilah.”
Rio: “Eh?”
Soria: “Tak apa. Pergilah. Aku
akan baik-baik saja. Aku akan terus
memberimu kabar. Ini demi karirmu juga, kan? Aku tahu kau melakukan ini juga
untukku.”
Rio: “Kau ini.. apakah takdir tak salah mempertemukanmu dengan orang
biasa sepertiku.” (menangkup wajah Soria dengan kedua tangan)
Soria:”Entahlah”
Rio: “Berjanjilah padaku, kau tak kan jalan dengan laki-laki lain
selain temanmu, Akisa, dan kau harus ada disini saat aku kembali dari Hawaii.
Ingat! Aku kembali hanya untukmu saja. Bukan orang lain.”
Soria: “Ne~ aku akan menunggu. Kau juga jangan macam-macam
disana.”
Rio: “Ne.”
Yakkk akhirnya hari ini biisa post... demo sa~ mungkin post berikutnya akan sangat terlambat karena tugas sangat-sangat banyak dan tidak bisa ditunda sebelum menumpuk dan menjadi gunung Everest. The day when I couldn't sleep much is coming... but for me it's funny and I like to do it with all my strength (sorry..I'm sleepy and in a hurry).
Jaaa na~ see you on the next post muehehehe~ :3
No comments:
Post a Comment